Lihat ke Halaman Asli

Kamu Cukup Tertawa Riang

Diperbarui: 16 Februari 2019   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak perlu kamu menunggu, itu tugasku.
Cukupkan untukmu berlarian,
menerbangkan layang-layang yang dirangkai kemarin,
dan tertawalah riang.
Itu sudah cukup memberiku energi,
untuk mencari segenggam api bagi tungku perapian itu

Bila nanti hujan turun, keluarlah dari bilikmu
Genggam tiap bulirnya,
 Rasakan tiap percikan yang jatuh
Buka tanganmu, tiap tetesnya akan mendinginkan
Akan memberi kesejukan
Bermain dan tertawa saja
Biar saja hujan memandikanmu
Membasahkan rambutmu hingga kuyup merasuk

Aku ingin melihat matamu berbinar
Tawamu lepas
Dan berlarianmu tanpa ada hambatan yang mengikat.
Bebas

Nanti, hingga nanti
Meski sekitarmu memaksakan untuk mu keakuan mereka
Aku ingin kamu ingat waktu waktu ini
Masa dimana kamu bisa bebas tertawa
Kenapa?
Karena mengingatnya akan membuatmu ringan
Membuatmu bahagia, meski sekejap
Kenangan ini akan memberi energi untuk bangkit lagi
Tak apalah, sesak sebentar
Memang dunia itu begitu,

Namun riang yang kau tanam biarlah tetap ada dan mengakar
Dan aku akan terus menjaga tungku perapian itu,
hingga kamu siap menjaga sendiri.
Dengan tangan mu, energimu, dan tawamu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline