Tak perlu kamu menunggu, itu tugasku.
Cukupkan untukmu berlarian,
menerbangkan layang-layang yang dirangkai kemarin,
dan tertawalah riang.
Itu sudah cukup memberiku energi,
untuk mencari segenggam api bagi tungku perapian itu
Bila nanti hujan turun, keluarlah dari bilikmu
Genggam tiap bulirnya,
 Rasakan tiap percikan yang jatuh
Buka tanganmu, tiap tetesnya akan mendinginkan
Akan memberi kesejukan
Bermain dan tertawa saja
Biar saja hujan memandikanmu
Membasahkan rambutmu hingga kuyup merasuk
Aku ingin melihat matamu berbinar
Tawamu lepas
Dan berlarianmu tanpa ada hambatan yang mengikat.
Bebas
Nanti, hingga nanti
Meski sekitarmu memaksakan untuk mu keakuan mereka
Aku ingin kamu ingat waktu waktu ini
Masa dimana kamu bisa bebas tertawa
Kenapa?
Karena mengingatnya akan membuatmu ringan
Membuatmu bahagia, meski sekejap
Kenangan ini akan memberi energi untuk bangkit lagi
Tak apalah, sesak sebentar
Memang dunia itu begitu,
Namun riang yang kau tanam biarlah tetap ada dan mengakar
Dan aku akan terus menjaga tungku perapian itu,
hingga kamu siap menjaga sendiri.
Dengan tangan mu, energimu, dan tawamu.