Mohon tunggu...
yudi biantoro
yudi biantoro Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

Penyuka kata-kata, pengejar diksi bermakna...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kamu Cukup Tertawa Riang

27 Januari 2019   22:17 Diperbarui: 16 Februari 2019   17:16 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak perlu kamu menunggu, itu tugasku.
Cukupkan untukmu berlarian,
menerbangkan layang-layang yang dirangkai kemarin,
dan tertawalah riang.
Itu sudah cukup memberiku energi,
untuk mencari segenggam api bagi tungku perapian itu

Bila nanti hujan turun, keluarlah dari bilikmu
Genggam tiap bulirnya,
 Rasakan tiap percikan yang jatuh
Buka tanganmu, tiap tetesnya akan mendinginkan
Akan memberi kesejukan
Bermain dan tertawa saja
Biar saja hujan memandikanmu
Membasahkan rambutmu hingga kuyup merasuk

Aku ingin melihat matamu berbinar
Tawamu lepas
Dan berlarianmu tanpa ada hambatan yang mengikat.
Bebas

Nanti, hingga nanti
Meski sekitarmu memaksakan untuk mu keakuan mereka
Aku ingin kamu ingat waktu waktu ini
Masa dimana kamu bisa bebas tertawa
Kenapa?
Karena mengingatnya akan membuatmu ringan
Membuatmu bahagia, meski sekejap
Kenangan ini akan memberi energi untuk bangkit lagi
Tak apalah, sesak sebentar
Memang dunia itu begitu,

Namun riang yang kau tanam biarlah tetap ada dan mengakar
Dan aku akan terus menjaga tungku perapian itu,
hingga kamu siap menjaga sendiri.
Dengan tangan mu, energimu, dan tawamu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun