Lihat ke Halaman Asli

Yose Revela

TERVERIFIKASI

Freelance

Ingat Sadio Mane, Ingat Radamel Falcao

Diperbarui: 20 November 2022   14:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sadio Mane, absen di Piala Dunia 2022 karena cedera (Goal.com)

Piala Dunia 2022 menjadi satu event sepak bola terbesar yang cukup ditunggu, karena menghadirkan tim-tim terbaik dari seluruh dunia. Sayang, turnamen ini sedikit terasa hambar, karena sejumlah pemain bintang dipastikan absen, umumnya karena cedera.

Salah satu bintang yang absen itu adalah Sadio Mane. Bintang Bayern Munich itu dipastikan absen, karena cedera lututnya lebih parah dari perkiraan awal dan perlu dioperasi.

Tentu saja, cedera ini jadi satu kerugian buat Senegal, karena Mane adalah motor serangan tim. Pemain berusia 30 tahun ini menjadi sosok kunci saat membantu Tim Singa Teranga juara Piala Afrika dan lolos ke Qatar.

Tapi, jika boleh sedikit mundur ke masa lalu, situasi yang terjadi di Timnas Senegal ini bukan pertama kalinya terjadi di Piala Dunia. Salah satu contoh cukup terkenal pernah hadir di Piala Dunia 2014. Tepatnya, saat Timnas Kolombia terpaksa harus kehilangan Radamel Falcao.

Sama seperti Mane, Falcao ketika itu terpaksa absen di Piala Dunia 2014 karena mengalami cedera lutut. Meski pulih menjelang turnamen, namanya tetap dicoret pelatih Jose Pekerman, karena kondisinya masih belum fit.

Keputusan pelatih asal Argentina ini cukup bisa dimengerti, karena jika dipaksakan, efeknya bisa kontraproduktif. Memang, El Tigre adalah ujung tombak tim sepanjang kualifikasi, dan gol-golnya membantu tim lolos ke Piala Dunia untuk pertama kali sejak 1998.

Masalahnya, tampil di turnamen besar seperti Piala Dunia selalu membutuhkan kondisi dan persiapan maksimal. Apa boleh buat, meski pahit, inilah keputusan yang terpaksa harus diambil.

Tanpa pemain yang kala itu memperkuat AS Monaco, Kolombia pun berangkat ke Brasil dengan diiringi keraguan. Apa jadinya mereka tanpa tim utama?

Tapi, keraguan itu nyatanya mampu dibantah lewat aksi ciamik di lapangan. Tanpa diduga, Los Cafeteros mampu melaju sampai babak perempat final, dengan gaya main kompak dan agresif.

Capaian ini bahkan melampaui torehan terbaik generasi Rene Higuita dan Carlos Valderrama di Piala Dunia 1990, yang jadi salah satu generasi legenda di Kolombia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline