Lihat ke Halaman Asli

Yosafati Gulö

Wiraswasta

Momentum Unjuk Diri sebagai Pemimpin Disia-siakan oleh Prabowo-Sandi

Diperbarui: 22 Mei 2019   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno | tempo.co

Dalam tulisan sebelumnya, saya sempat memuji sikap Prabowo yang mengatakan tetap tidak terima dan menolak hasil Pilpres, tetapi berjuang dalam jalur hukum, konstitusional. Untuk itu, dalam konferensi pers 21 Mei di rumahnya, Prabowo meminta para pendukung, relawan, simpatisan yang melakukan unjuk rasa harus menjaga ketertiba umum.

Semestinya pernyataan tidak berhenti di situ. Perlu diiringi tindakan nyata. Ada upaya memantau dan mengendalikan gerakan para pendukung, relawan, dan simpatisan yang tersebar di mana-mana. Mereka yang tak sempat mendengarkan, membaca berita atau menyaksikan pernyataan tersebut di saluran TV perlu dipantau, dikendalikan.

Hadir mengendalikan pendukung

Alasannya, paling tidak tiga hal. Pertama, yang hadir pada konferensi pers hanya sebagian kecil dari pendukung Paslon 02. Dalam waktu singkat mustahil bagi mereka menyosialisasikan perubahan sikap Prabowo yang semula menolak hasil Pilpres dengan cara-cara jalanan ke cara-cara konstitusional.

Kedua, mereka yang selama ini telah digembleng, "dibina" untuk melakukan gerakan people power begitu banyak. Hal ini tampak pada postingan-postingan yang terpantau di berbagai media sosial. Penolakan hasil Pilpres dengan cara-cara jalanan sudah merasuk diri dan membentuk sikap mereka.

Kelompok tersebut tak boleh dibiarkan melakukan aksi di luar kendali Prabowo. Pasalnya, mereka terlanjur tidak mau mengenal jalur hukum, jalur konstitusi. Dalam benak mereka hanyalah unjuk kekuatan di bawah kendali psikologi massa.

Ketiga, dengan pendirian seperti itu, ada kemungkinan mereka sudah siap berjibaku dengan siapa pun dengan berbagai strategi dan taktik agar berhasil mewujudkan keinginan Prabowo. Inilah yang sangat berbahaya. Mereka bisa melakukan apa saja semaunya tanpa mau memerhitungkan akibat-akibat buruk bagi siapa pun.

Momentum itulah sebetulnya yang perlu dimanfaatkan Prabowo. Ia perlu menampilkan diri sebagai seorang pemimpin sejati. Pemimpin yang nasionalis dan negarawan.

Ia perlu tampil di depan massa untuk menyampaikan perubahan sikapnya. Menyampaikan langsung pesan-pesan yang dikemukakannya dalam konferensi pers. Ia perlu menegaskan bahwa unjuk rasa tidak boleh merusak apa pun, fasilitas umum maupun benda milik siapa pun.

Semestinya ia memegang kendali unjuk rasa. Kalau perlu berada di tengah-tengah massa. Dengan begitu, selain memegang kendali, ia juga bisa melihat detail situasi. Ia bisa mendapatkan gambaran nyata dalam megambil langkah-langkah konstruktif berikutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline