Lihat ke Halaman Asli

Raldo Bayu Firdaus

Mahasiswa PPNS Surabaya

Turmerizer, Melawan Ketergantungan Petani Kunyit pada Matahari

Diperbarui: 26 September 2025   14:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perajang Kunyit Tradisional (sumber: Dokumentasi Pribadi)

Senja mulai menyelimuti Desa Kalipang, namun wajah Pak Muri masih terlihat lelah di samping tumpukan kunyit yang baru dipanen. Bagi Pak Muri dan puluhan petani kunyit lain, panen adalah awal dari perjuangan yang panjang. Proses pengeringan dan pengolahan yang sepenuhnya bergantung pada sinar matahari dan tenaga manual. Cuaca yang tak menentu sering kali merenggut harapan mereka, menurunkan kualitas hasil, dan menunda pendapatan.

Di tengah majunya teknologi, ini tentu jadi ironi. Titik inilah yang menjadi panggilan bagi perguruan tinggi. Sudah saatnya peran kampus melampaui tembok-tembok ruang kelas. Bukan hanya menjadi tempat untuk melatih keterampilan teknis mahasiswa, tetapi juga harus memperkuat budaya inovasi yang manfaatnya terasa langsung oleh masyarakat.

Turmerizer: Jawaban Atas Keresahan di Ladang

Mesin Turmerizer Diujicobakan pada Petani Kunyit (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Di tengah keresahan petani inilah lahir Turmerizer, sebuah mesin pengolah kunyit yang dirancang dan dibuat oleh mahasiswa Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur dan Teknik Kelistrikan Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). Ide ini bukan hanya sebuah proyek untuk mencari penghargaan, melainkan sebuah keinginan tulus untuk mengembangkan ilmu yang dipelajari di sekolah untuk mengurai masalah dan realitas sosial.

Kehadiran Turmerizer menjawab keresahan akut petani di Kalipang. Mesin ini menghilangkan ketergantungan pada proses manual yang memakan waktu lama serta rentan terhadap perubahan cuaca. Bayangkan, pekerjaan yang biasanya butuh waktu berhari-hari kini bisa diselesaikan dalam hitungan jam dengan kualitas yang lebih terkontrol.

Inovasi berbasis teknologi tepat guna ini diharapkan mampu menjadi katalis untuk peningkatan produktivitas dan perbaikan kualitas hasil panen. Lebih dari sekadar hasil panen yang bagus, dampak akhirnya adalah mendorong kesejahteraan petani lokal, sebuah multiplier effect dari satu buah ide yang dieksekusi dengan cerdas.

Inovasi Jauh Lebih Berharga dari Nilai A di Kelas

Dukungan penuh dari Prodi Teknik Desain dan Manufaktur serta Teknik Kelistrikan Kapal PPNS terhadap karya ini menunjukkan pemahaman yang matang tentang peran perguruan tinggi masa kini. Kebanggaan kampus tidak lagi diukur dari tingginya Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) semata, melainkan dari keberhasilan mahasiswanya mengintegrasikan ilmu, teknologi, dan kepedulian sosial dalam satu karya nyata untuk bangsa.

Petani Kunyit Berbahagia pada Serah Terima Mesin (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline