Lihat ke Halaman Asli

yoga man

blogger, content writer

Teokrasi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Diperbarui: 18 Juli 2018   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semangat dan kesadaran kebangsaan di Indonesia sudah muncul semenjak negara Indonesia belum terbentuk dan rakyat pribumi di ranah nusantara masih di bawah kendali penjajah yaitu Belanda dan Jepang. Hasrat yang kuat dari masyarakat pribumi untuk kembali merdeka, bebas dari penindasaan seperti masa sebelum datangnya invasi bangsa kulit putih dan Jepang adalah visi dari para pejuang tanah yang mulia ini (Indonesia).

Walaupun butuh waktu dan perjuangan yang panjang untuk menghancurkan hegemoni pemerintahan yang dibuat Belanda pada waktu itu. Dengan semangat yang berkobar Bangsa Indonesia tak kenal kata menyerah, berjuang mempertahankan kedaulatan bangsanya dan mempertahankan pemerintahan yang murni dibangun oleh warga pribuminya sendiri.

Apa itu Teokrasi?

Kata teokrasi berasal dari bahasa Yunani theos dan cratein. Theos berarti Tuhan dan cratein berarti memerintah, dari dua kata tersebut teokrasi dapat didefinisikan sebagai sistem pemerintahan yang dijalankan oleh wakil Tuhan (manusia ditunjuk sebagai khalifah di muka bumi).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teokrasi adalah cara memerintah negara berdasarkan kepercayaan bahwa Tuhan/Allah yang Maha Esa langsung yang memerintah negara. Allah SWT. berposisi sebagai pengatur semua ciptaan-Nya mempunyai wewenang untuk membuat aturan atau landasan hukum. Salah satu landasan hukum yang terjaga keotentikannya sampai sekarang adalah kitab suci Alquran yang diturunkan kepada seorang nabi dari jazirah Arab, yaitu Muhammad SAW.

Penggunaan Alquran sebagai landasan hukum untuk mengatur masyarakat di suatu negara, tentunya tidak akan lepas dari nilai-nilai ketuhanan yang terkandung dalam Alquran, yaitu islam.

Teokrasi dan Pendidikan

Sistem pemerintahan dan pendidikan di suatu negara adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan harus menjadi satu-kesatuan karena melalui pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas baik, sehingga roda pemerintahan dapat berjalan dengan baik karena dipimpin oleh orang-orang yang terbaik dan amanah dalam memegang tanggung jawab untuk membangun negara menjadi lebih baik.

Pendidikan (tarbiyah) yang baik dan terstruktur membentuk karakter dan pola pikir masyarakat di suatu negara, khususnya Indonesia. Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, budaya, dan al-din (agama) tentunya harus dididik agar bangsa Indonesia mampu bersaing dengan negara lain dalam berbagai aspek kehidupan (IPOLEKSOSBUDHANKAM).

Kondisi masyarakat yang majemuk dan dari berbagai latarbelakang juga dialami oleh Nabi Muhammad SAW memimpin umatnya yang pada saat itu posisi atau jabatan yang diamanahkan kepadanya adalah sebagai Imam Negara Islam (Darul Islam). Pada masa itu pusat pemerintahan Islam berada di kota Madinah, yang sebelumnya bernama Yatsrib. Walaupun dalam proses dakwah (edukasi) ke masyarakat Arab jahiliah pada saat itu Muhammad SAW mengalami ancaman, penghinaan, penolakan, dan pengusiran sehingga Muhammad memutuskan untuk hijrah ke Madinah. Muhammad dan kaum Muhajirin membangun sistem pemerintahan sendiri yang haq, yaitu (Islam) yang tertuang di salah satu ayat Alquran:

"Sesungguhnya agama yang (diridhoi) di sisi Alloh hanyalah islam ... (Q.S. Ali Imran ayat 19)."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline