Lihat ke Halaman Asli

Yoga Aditama

Mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Sosialisasi dan Edukasi Ketahanan Pangan Masyarakat dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

Diperbarui: 10 Juli 2020   01:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Berbagai macam ancaman muncul akibat pandemi virus COVID-19 yang melanda sebagian besar negara-negara di seluruh dunia termasuk di Indonesia, salah satu ancaman yang mengkhawatirkan yaitu, krisis pangan yang terjadi di tengah pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan adanya karantina wilayah (lockdown) di sejumlah negara menyebabkan distribusi terhambat. Selain itu faktor cuaca mempengaruhi produksi di dalam negeri. Pandemi COVID-19 tak hanya mengobrak-abrik tatanan kesehatan dan ekonomi, tapi juga memicu krisis pangan dunia. Indonesia harus bersiap menghadapi dua masalah lain: ketimpangan neraca pangan oleh aktivitas impor dan pembatasan pasokan dari negara eksportir.

Dalam rangka percepatan penanganan wabah COVID-19, Universitas Sebelas Maret (UNS) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) merecognisi kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam bentuk penerjunan mahasiswa pada pelaksanaan KKN UNS Tanggap Wabah COVID-19 di wilayah domisili masing-masing mahasiswa.

Melalui Progam KKN UNS Era Covid-19, mewujudkan suatu kontribusi Universitas Sebelas Maret bersama masyarakat dalam menghadapi Pandemi Covid-19. Yoga Aditama (C0817061) selaku pelaksana program KKN ini dibimbing oleh Bapak Dr. Agung Wibowo, S.P., M.Si melaksanakan program yang berjudul "SOSIALISASI & EDUKASI MASYARAKAT GUNA MENCIPTAKAN KETAHANAN PANGAN SECARA MANDIRI DALAM MENGHADAPI COVID-19".

Program ini dilaksanakan selama kurang lebih 45 hari dan berlokasi di RT 03/RW05 Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat. Dalam kegiatan ini Yoga Aditama mewujudkan suatu kontribusi kepada masyarakat dalam menghadapi Pandemi Covid-19 untuk mempertahankan ketersediaan pangan secara mandiri dengan mengajak masyarakat menciptakan apotek hidup dan taman gizi secara mandiri.

Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam apotek hidup dan taman gizi berupa tanaman obat-obatan seperti temulawak, jahe merah, Binahong, dan kunyit. Untuk tanaman pangan bergizi seperti bayam, kangkung, sawi, tomat, cabai. Manfaat dari kegiatan bercocok tanam secara mandiri dapat mengurangi interaksi sosial dalam masyarakat serta dapat berkhasia meningkatkan daya tahan tubuh. 

Jadi harapanya warga tidak perlu berbelanja kebutuhan pangan di luar rumah dikarenakan tersedianya tanaman aneka sayur di pekarangan rumah mereka, hal ini juga membantu berkurangnya penyebaran Covid-19. Selain itu kegiatan ini juga mampu mereduksi stress akibat dampak dari Pembatasan sosisal berkala besar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline