Lihat ke Halaman Asli

Hanif Sofyan

pegiat literasi

Apresiasi GTK 2022, Berinovasi Wujudkan Merdeka Belajar

Diperbarui: 8 Oktober 2022   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar-kreatifitas guru dan siswa-medcom.id

Jangankan soal kesejahteraan, penghargaan--apresiasi adalah sesuatu yang asing di era Oemar Bakri. Memang kesederhanaan dan dedikasi adalah ciri khas Oemar Bakri yang menggambarkan bagaimana sosok guru berdedikasi. 

Tak cuma menjadi pengajar, tapi juga pendidik bagi para siswanya. Namun bukan berarti "mereka" tak membutuhkan apresiasi--atau kompensasi dalam bahasa yang lebih ekonomis maknanya.

Kini peluang generasi Oemar Bakri untuk meningkatkan kesejahtaraan pararel dengan semakin meningkatnya kapasitas dan kualitas mereka dalam menjalankan proses belajar dan mengajarnya.

Apalagi tantangan saat ini semakin besar, mengingat sejak pelaksanaan Kurikulum Merdeka, dengan orientasi tujuan merdeka belajarnya, tak semua guru dapat mengimplementasikan bagaimana sesungguhnya Kurikulum Merdeka yang tepat dan sesuai untuk para anak didiknya. Inisiatif, kreatifitas dibutuhkan dalam mengaplikasikan Kurikulum Merdeka.

Tak sedikit guru yang kesulitan, karena tak semua guru memahami teknologi sebagai pendukung proses pembelajaran. Namun tak sedikit yang memiliki kemampuan dan kreatifitas yang berbeda meskipun tak berbasis teknologi namun dapat menjembatani masalah pembelajaran dengan kurikulum baru sekarang ini.

Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan

img-20200605-143053-633084eb08a8b569f8380f32.jpg

ilustrasi gambar-kreatifitas guru dan siswa-antaranews.com

Para guru adalah ujung tombak dalam proses pendidikan generasi masa depan bangsa, sekaligus menjadi agen transformasi dalam proses penguatan SDM. Sesuai tujuan Kemendikbudristek melalui kerangka besar Merdeka Belajar, mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Peran guru dalam segala lini sangat penting dalam proses penguatan SDM.

Sebagai bentuk dukungannya, Kemendikbudristek kembali menggelar serentak berinovasi wujudkan merdeka belajar melalui Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan 2022 (Apresiasi GTK 2022). 

Kegiatan itu akan berlangsung mulai 19 September 2022 hingga 22 Oktober 2022. Ruang ini menjadi peluang bagi siapapun para pendidik dan tenaga kependidikan yang inspiratif yang telah memberikan layanan pendidikan yang baik bagi para murid serta memiliki semangat belajar, berkarya, dan berbagi sesuai dengan visi Merdeka Belajar.

Bagaimana penghargaan itu bisa diterima oleh para guru dan tenaga kependidikan?. Pada prinsipnya siapapun yang memiliki dedikasi, melakukan praktik dalam proses belajar mengajar mengimplementasikan kepemimpinan/ pendampingan/ implementasi Pembelajaran berdiferensiasi yang berpusat pada peserta didik yang dapat menginspirasi para guru dan tenaga kependidikan lainnya.

Peluang ini bisa dilakukan oleh siapapun,  baik pendidikan kepala sekolah, pengawas sekolah, dan penilik sekolah, selama berkontribusi dengan  karya-karya positif. 

Para guru inspiratif yang terpilih nantinya akan diundang dalam acara perayaan puncak Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2022, dengan tema HGN yang dipilih tahun ini adalah "Serentak Berinovasi Wujudkan Merdeka Belajar."

Tantangan ini tidak dimaksudkan untuk menimbulkan friksi, perpecahan diantara para guru. Justru "persaingan" prestasi ini dapat menjadi medium bagi para guru lainnya untuk dapat menerapkan inspirasi dan kreatifitas dari para guru lainnya. 

Sekaligus menjadi stimulan bagi para guru agar semakin kreatif, karena keberhasilan proses pembelajaran juga berkaitan dengan ketepatan para guru dalam menggunakan metode belajar.

Dahulu metode ceramah menjadi metode pembelajaran favorit, namun sangat minim interaksi antara guru dan siswa. Justru pada akhirnya metode tersebut membuat siswa menjadi tidak kreatif dan sulit berinteraksi dalam proses belajar. Anak-anak cenderung menjadi sulit untuk mengkritisi pelajarannya, misalnya dengan bertanya pada gurunya untuk mengetahui kesulitan yang dihadapinya.

Dahulu Romo Y.B. Mangunwijaya pernah mengkritisi kesalahan metode belajar ini dengan cara, mengajak anak-anak berdiskusi di awal mulai pembelajaran. Anak diperintahkan menuliskan apa saja pengalamannya sehari sebelumnya dan memberikan kesempatan untuk maju melakukan presentasi. 

Interaksi tanya jawab dibangun secara aktif diantara para siswa. Hasilnya, anak-anak menjadi lebih aktif di kelas dan lebih fokus belajar, dibandingkan jika hanya mendengar dan mencatat saja.

Proses Apresiasi GTK

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline