Lihat ke Halaman Asli

wiro naibaho

Wiraswasta

Kasus Audrey, Tamparan Bagi Pendidikan Nasional

Diperbarui: 12 April 2019   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pelaku penganiayaan terhadap Audrey (http://www.tribunnews.com)

Tanpa disadari setelah membaca kasus terkait  #JusticeForAudrey ternyata menggelitik juga sampai ke ubun-ubun. Agak "emosi" maksudnya. Pantas saja komentar para natizen di media sosial sampai ada yang menghujat pelaku-pelaku itu dengan kata-kata yang cukup kasar. Kata-kata yang harusnya tertulis dalam daftar kebun binatang pun tertulis oleh mereka di komentarnya.

Lantas si Abang mencoba membaca-baca lagi laporan terkait kasus ini. Ternyata memang benar ada kasus penganiayaan terhadap pelajar oleh pelajar. Namun yang menjadi menjengkelkan bagi Abang, fakta yang sebenarnya tidak sesuai dengan pemberitaan yang ada di media sosial.

Tagar #JusticeForAudrey yang menjadi trending tipok di beberapa media sosial adalah bentuk dukungan terhadap Audry siswi SMP di Pontianak, korban penganiayaan oleh siswi-siswi SMA. Yang hingga kini, kepolisian setempat sudah menetapkan tiga siswi tersangka kasus tersebut.  

Bentuk dukungan ini, tentu saja bukan berdasarkan fakta yang ada, namun akibat hiperbolik dari pemberitaan

Dukungan terhadap Audrey pun  tidak lagi hanya dari masyarakat (natizen).  Namun jugadari beberapa publik figur seperti para artis, cawapres 02 Sandiaga Uno hingga presiden Jokowi.

Dan yang tidak kalah menarik respon dari pengacara kondang tulang (paman "jauh") si Abang, Hotman Paris Hutapea.  Tidak tanggung-tanggung, pengacara yang dijuluki "Pengacara 30 Miliar"  ini, dikabarkan selain mengawal penegakan hukum terhadap para pelaku, juga akan menyumbangkan sebagian honornya kepada pihak keluarga Audrey sebagai bentuk dukungannya.

Tapi si Abang juga tidak mau kalah dong dengan respon beliau-beliau itu. Menurut Abang, kasus Audrey ini juga menampar pendidikan nasional kita.

Terlepas dari hiperbolik pemberitaan kasus ini, faktanya tetap saja tentang penganiayaan oleh pelajar. Dan perbuatan ini sudah di luar dari tingkat keberanian remaja pada umumnya. Artinya, ada indikasi masalah karakter pada siswi-siswi yang masih di bawah umur.

Mau tidak mau, kasus ini adalah salah satu bentuk kegagalan sektor pendidikan dalam membentuk manusia indonesia yang cerdas dan bermoral .

Tentang perkelahian antar pelajar. Dari sisi perempuan. Kalau di kampung Abang dulu di Samosir, juga ada beberapa yang terjadi. Tetapi hanya sebatas tarik-tarikan rambut, lalu kemudian akan muncul teriakan melengking dari salah satu atau keduanya. Orang-orang sekitar pun pasti langsung ramai, dan melerainya. Mau masalah apapun itu. Paling begitu saja, ujungnya. Berdamai dan saling memaafkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline