Lihat ke Halaman Asli

Wiena Amalia Salsabilla

Mahasiswa Unpad 2020

Serang Kok Orangnya, Opininya Lah!

Diperbarui: 1 Januari 2023   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hitam dan Putih adalah dua warna yang bertolak belakang satu sama lain. Uniknya, meski berbeda, tidak ada satupun dari keduanya adalah salah atau benar. Putih mungkin bisa salah dan Hitam boleh jadi benar.

Sama seperti kedua warna gelap-terang ini, opini pun demikian. Keberadaannya yang selalu berdampingan dengan fakta tidak membuat opini menjadi suatu hal yang pasti salah atau pasti benar. Ia tidak mengandung pembenaran karena opini adalah pandangan seseorang. Pandangan ini tidak harus selalu seragam, kan? Justru, opini itu beragam. Dan keberagaman ini lah yang membuatnya wajar untuk diperdebatkan.

Bubur diaduk atau bubur tidak diaduk misalnya. Apa yang salah dari bubur diaduk? Menyakiti hati penjual karena plating nya diacak-acak? Sebaliknya, apakah tidak mengaduk bubur adalah suatu kesalahan karena sambal jadi menggumpal bukannya menyebar? Tidak, kan?

Namun, bagaimana jadinya jika perdebatan mengenai opini justru merembet ke dimensi lain di luar dari opini tersebut?

Misalnya lagi, masih soal bubur diaduk vs bubur tidak diaduk. Saat lagi enak-enaknya makan bubur sambil diaduk, tiba-tiba ada orang nyeletuk, "Pantesan lo kalau makan bubur mesti diaduk, soalnya gigi lo ompong sih, ga kuat ya ketimbang makan bubur doang?"

Atau gak ada angin gak ada hujan, ada orang bilang "Orang tua lo dulu ga sanggup beliin kerupuk ya? Sampai makan buburnya ga diaduk. Takut lembek ya kerupuknya?" saat sedang asik nyocol bubur pakai kerupuk.

Bagaimana rasanya? Pasti menyebalkan. Gak nyambung. Malah membahas hal-hal personal yang tidak korelasinya sama sekali.

Sayangnya, perdebatan tentang opini yang ngalor-ngidul ini sering terjadi. Belum lama ini, seorang youtuber bernama Gita Savitri Devi menjadi trending topic di Twitter setelah ia menggunakan model hijab yang dinilai terbuka.

Namun, viralnya wanita yang akrab disapa Gitasav ini bukan karena gaya berhijabnya, melainkan karena tanggapan yang ia lontarkan pada para netizen yang menilai bahwa sebagai muslimah, ia tidak seharusnya menggunakan hijab dengan model terbuka.

Gitasav membalas komentar netizen-netizen panjang lebar dengan beragam argumen yang mendukung opininya tentang model hijab tersebut. Namun, alih-alih membalas argumennya, netizen malah berkomentar bahwa wanita kelahiran 1992 ini anti kritik dan merasa paling benar.

Geram, Gitasav kembali membalas komentar tersebut, "Gw udah bacot-bacot, point yang lo bisa dapet adalah "Gita emang merasa paling benar" ya sis? Dulu lo stunting kali ya makanya agak lamban," tulis Gita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline