Lihat ke Halaman Asli

Ibu, Ibu, Ibu

Diperbarui: 29 Mei 2018   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok. Pribadi)

Bu ntar bangunin sahur,

Bu ntar bangunin yaa kalau udah jam 6,

Bu ntar ingetin pake bajunya yang batik,

Bu besok ada bukber di sekolah, masakin yang enak yaaa,

Ibu ini tali sepatunya kok ngga ada satu sih,

Dan masih banyak lagi kalimat lainnya tentang ibu yang selalu ada untuk saya.

Ibu.

Sosok perempuan tangguh dengan segala kebaikannya yang rela berkorban demi anak-anaknya. Dari pagi buta sampai malam menjelang, ibu yang selalu sibuk mengurusi segala hal, memastikan bahwa semuanya dapat berjalan dengan baik. Dari mulai urusan perut, masalah hati, PR di sekolah, urusan kantor, ibu jagonya untuk mendamaikan bahwa semua bisa diselesaikan dengan baik. Kalau saja pekerjaan ini ada upahnya, entah berapa rupiah yang harus di bayar.

Jauh namun dekat dihati, begitulah kami. Meski pekerjaan mengharuskan saya jauh dengan Ibu, namun saya percaya doa dan cintanya tak akan putus. Bagi saya Ibu adalah cinta tanpa syarat, disaat dunia begitu gelap, Ibu selalu hadir sebagia pelita.

Ibu yang selalu measehati saya, "sesok nek kowe wes nduwe bojo, kui nggonmu kowe nggolek berkah mbak", artinya kalau besok kamu sudah punya suami, itu tempat kamu mencari berkah atau pahala. Ibu yang selalu mengajarkan saya bagiamana menjadi wanita tegar, mandiri dan saling mengasihi. Sangat menginspirasi. Semoga ibu selalu diberi kesehatan dan banyak pahala oleh Allah SWT.

Teringat ketika mengikuti suatu kajian di kota Jogja, ceramah yang diberikan berkaitan dengan ibu, dan cuplikan cermahnya mengatakan bahwa Ibu kedudukannya sangat mulia, seperti hadist dibawah ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline