Baut. Hanya sebuah benda kecil pada alat. Kadang nyaris tak terlihat. Tapi jangan salah, jika ia tak dipasang dengan benar, bisa bikin masalah besar.
***
"Jangan lupa beli baut buat sepedanya Sean (nama disamarkan), Pa!" begitu istriku mengingatkan, beberapa hari sebelumnya.
Kupikir gampang. Tapi ya begitulah, kadang hidup menertawakan kita yang terlalu percaya diri.
Saat Sean latihan push bike, aku lihat sepedanya oleng, seperti kehilangan keseimbangan. Aku langsung curiga: jangan-jangan ada baut yang longgar. Malam harinya, aku ambil alat, lalu kencangkan bagian roda dan setang.
Dari awal, klem pengunci setangnya memang agak longgar. Mungkin karena barang pasaran. Aku berusaha keras mengencangkan baut itu lagi. Sayangnya, kunci L yang kupakai pendek. Untuk menambah tenaga, kugabungkan dengan gagang obeng sebagai perpanjangan tuas.
Klak.
Suaranya jelas. Ujung baut patah. Tertinggal di dalam mur.
Push bike Sean tak bisa dipakai. Setangnya tak bisa dikunci. Aku hanya bisa menatap hasil kerjaku yang berantakan.
Hari-hari berlalu. Aku cari baut pengganti di toko online. Lebih murah, lebih lengkap. Tapi nihil. Ukuran, bentuk, dan jenisnya selalu tak cocok. Waktu terus berjalan, dan Sabtu---jadwal latihan Sean---semakin dekat.