Lihat ke Halaman Asli

Wakidi Kirjo Karsinadi

Aktivis Credit Union dan pegiat literasi

Memimpin dalam Krisis

Diperbarui: 2 April 2020   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.freepik.com

Dalam situasi pandemi Convid-19, John C. Maxwell mengadakan virtual leadership summit gratis dengan tema Leading through crisis yang bisa diikuti melalui channel YouTube, Facebook, dan LinkedIn. Tujuan dari summit ini adalah agar kita mengenal krisis dengan lebih baik sehingga bisa menjalankan kepemimpinan dengan lebih baik.

John C. Maxwell menekankan bahwa setiap orang yang memiliki pengaruh adalah pemimpin karena kepemimpinan pada dasarnya adalah pengaruh. Jika Anda orang tua, Anda pemimpin; Jika Anda seorang tetangga, Anda pemimpin. Ia juga menekankan bahwa "Everything rises and falls on leadership" (Segala sesuatu berkembang dan hancur karena kepemimpinan). 

Dalam situasi krisis, jika Anda pemimpin yang buruk, kehancurannya semakin cepat; krisis akan mempercepat ke arah yang negatif karena krisis memiliki kecenderungan melebihkan baik dalam arti positif maupun negatif. Jika Anda pemimpin yang baik, krisis bisa jadi akan menghambat pertumbuhan; atau, setidaknya, Anda mampu membuatnya bertahan itu sudah bagus. Dalam krisis, perbedaan antara pemimpin yang baik dan yang buruk menjadi lebih kentara. Krisis akan menunjukkan kepada kita mana pemimpin yang sebenarnya dan mana yang tidak. Dalam menghadapi krisis, seorang pemimpin sejati akan mengatakan, "Aku dilahirkan untuk ini. Ini waktuku, ini saatku." Ini mengenai perspektif, bagaimana kita melihat atau bersikap terhadap sesuatu akan menentukan bagaimana tindakan kita terhadapnya. 

Dalam situasi krisis, berikut ini beberapa hal yang disarankan oleh John C. Maxwell kepada para pemimpin.

1. Utamakan orang

Prioritas pertama pemimpin, baik dalam situasi baik maupun buruk, adalah orang. Dalam krisis virus Corona atau pandemi Convid-19 ini, hal ini berarti pemimpin harus mengutamakan keselamatan orang-orang yang dipimpinnya. Kepemimpinan selalu tidak mengenai aku, melainkan kamu: bagaimana aku bisa membantu-mu, melayani-mu, mengangkat-mu, mengasihi-mu. Dalam krisis Corona ini, pemimpin harus membantu orang-orang bagaimana bisa melaluinya dengan baik, atau bahkan bagaimana bisa menjadikan situasi krisis ini untuk membantu orang-orang menjadi lebih baik lagi. 

2. Edukasi diri Anda sendiri

Pemimpin harus mempelajari dan mengenali krisis ini dengan baik agar dapat mengambil langkah-langkah yang tepat. Dalam kasus virus Corona ini atau yang dikenal sebagai severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), pemimpin harus belajar dari sumber yang betul-betul valid dan objektif dan menjauhkan diri dari informasi simpang siur yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pemimpin harus sadar bahwa ada pihak-pihak yang berusaha memanfaatkan situasi krisis ini dengan menyebarkan informasi yang menyesatkan untuk mengambil manfaat atau keuntungan pribadi atau bagi kelompoknya. Bahkan media pun memiliki agenda tersendiri sehingga kita tidak bisa serta merta mempercayai informasi yang disebarkannya. Sumber informasi terkait krisis corona ini yang bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan adalah informasi resmi dari pemerintah dan dari WHO.

3. Bersikap fleksibel

Krisis mengandung banyak ketidakpastian dan perubahan. Pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk gampang beradaptasi, menyesuaikan, dan fleksibel. Dalam situasi normal, pemimpin harus siap dengan Plan B jika Plan A tidak bisa dijalankan. Dalam situasi krisis, Anda mungkin perlu menyiapkan Plan C atau bahkan Plan agar Anda bisa memimpin orang-orang melewati ranjau-ranjau krisis dengan selamat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline