Lihat ke Halaman Asli

Berkonsumsilah Sesuai Kebutuhan

Diperbarui: 10 Oktober 2016   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Salah satu persoalan penting didalam pembahasan atau kajian ekonomi adalah konsumsi. Konsumsi disini mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi seseorang, perusahaan maupun negara. Karena konsumsi merupakan akhir dari  kegiatan ekonomi itu sendiri, seperti yang kita tahu kegiatan ekonomi disini dimulai dari produksi, setelah itu distribusi lalu kemudian yang terakhir adalah konsumsi. Dan dalam agama islam telah dijelaskan bagaimana berkonsumsi yang sesuai dengan perintah Allah SWT dan anjuran Nabi Muhammad SAW. Selaku umat muslim hendaknya kita melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Sebelum mengetahui bagaimana berkonsumsi yang baik hendaknya kita mengetahui apa itu konsumsi.

Konsumsi secara umum didefinisikan dengan penggunaan barang atau jasa untuk memenuhii kebutuhan manusia. Konsumsi meliputi  keperluan dan kesenangan. Kesenangan atau keindahan diperbolehkan asal tidak berlebihan, yaitu tidak melampui batas kemampuan yang dibutuhkan oleh tubuh.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

Makan dan Minumlah, bersedekahlah serta berpakainlah dengan tidak berlebihan.

(H.R.Ahmad)

Dari hadits diatas dapat diketahui bahwasaanya didalam berkonsumsi hendaknya tidak berlebih-lebihan dan harus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan tidak memaksakan keinginan yang diinginkan. Karena berkonsumsi harus sesuai dengan kebutuhan hidup, akan tetapi kebutuhan disini ada berbagai macam.

Kebutuhan hidup (konsumsi) ditinjau dari aspek waktunya antara lain;

  • kebutuhan jangka pendek (konsumsi dunia)

kebutuhan jangka pendek disini adalah kebutuhan yang hanya dapat digunakan sementara yaitu digunakan didunia saja, contohnya makan, minum, berpakaian dan lain sebagainya.

  • Kebutuhan jangka panjang (konsumsi akhirat)

Kebutuhan jangka panjang disini adalah kebutuhan yang kekal yang bisa membantu kita di dalam akhirat nanti, contohnya sholat, zakat dan lain sebagainya.

Didalam ilmu ekonomi konvensional, konsumsi agregat terdiri dari konsumsi barang kebutuhan dasar dan konsumsi barang mewah. Konsumsi kebutuhan dasar merupakan konsumsi yang dimiliki oleh setiap manusia dan kebanyakan kebutuhannya disini sama, contohnya beribadah, makan, minum dan lain sebagainya. Sedangkan kebutuhan barang mewah merupakan kebutuhan yang dimiliki oleh seseorang atau individu itu sendiri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, contonya mobil, perhiasan dan lain sebagainya. Tingkat harga dan pendapatan sangat mempengaruhi konsumsi karena berkonsumsi yang baik adalah sesuai dengan pendapatan atau kemampuan yang dimiliki individu itu sendiri.

Adapun contoh konkret sebagai berikut:

  • Disini ada dua seorang sahabat yang bernama  Rani dan Yani. Rani adalah seorang model muslim ternama sedangkan Yani adalah seorang penjual gorengan. Konsumsi Rani dan Yani tidaklah sama, sebagai seorang model sudah seharusnya Rani berkonsumsi lebih banyak dan tinggi dari pada Yani yang seorang penjual gorengan. Rani memiliki konsumsi yang tinggi, contohnya pakaian yang sedikit lebih banyak, alat make-up, aksesoris dan lain sebagainya yang dapat menunjang pekerjaan Rani sebagai model. Sedangkan Yani yang seorang penjual gorengan tidak membutuhkan itu barang-barang mewah itu semua dan tidak mampu untuk membeli barang-barang mewah tersebut.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline