Lihat ke Halaman Asli

vila vanesa

Mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Jakarta

Demokrasi Berdarah di Nepal

Diperbarui: 24 September 2025   06:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rabu, 17 September Mata Kuliah Pendidikan Pancasila masih dilakukan secara daring via zoom. Di pertemuan ini saya sangat tertarik dengan artikel Bapak Study Rizal LK.M.Ag, dengan judul Belajar dari Nepal: Demokrasi yang Berdarah. 

Seperti yang kita tahu kondisi Nepal saat ini sangat chaos dikarenakan adanya larangan pemerintah terhadap sejumlah platform media sosial. Menurut rakyat Nepal, larangan itu merupakan simbol dari kecenderungan negara yang membatasi ruang kebebasan.

Tetapi larangan media sosial itu hanyalah pemicu, akar masalahnya adalah korupsi, nepotisme, dan ketidakadilan yang semakin luas. Rakyat Nepal marah karena jika mereka dilarang menggunakan media sosial lalu darimana mereka mendapatkan informasi dan mengekspresikan kegelisahannya?. 

Oleh karena itu, pentingnya mendengarkan suara rakyat dan tidak meninggalkan rakyat dalam keadaan apapun. Ini juga jadi reminder untuk negara tercinta, Indonesia. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline