Lihat ke Halaman Asli

Untung Wahyudi

Penulis Lepas di Beberapa Media Cetak dan Online

Lebih Akrab Mengenali Kehidupan Nabi

Diperbarui: 7 Maret 2023   08:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Syarah Kitab Barzanji (koleksi Untung Wahyudi)

Dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat perayaan Maulid Nabi atau Isra dan Mikraj, sering kali kita mendengar istilah "Burdah" dan "Barzanji". Kata burdah dan barzanji selama ini memang lebih akrab di telinga orang awam. Sebenarnya apa itu burdah dan barzanji?

Burdah adalah istilah dari nama kitab Al-Buruud, kitab karya Sayid Ja'far Al-Barzanji yang menjelaskan kehidupan Nabi Muhammad, perangai, sifat, hinggi ciri fisik beliau. Kemudian, Al-Burud juga dikenal dengan Barzanji (merujuk nama pengarang). Ringkasnya, kitab ini memaparkan tentang kehidupan Rasulullah, yang dikemas dalam bentuk karya sastra yang indah.

Pembacaan barzanji selama ini kerap dilakukan saat perayaan Maulid Nabi dan Isra Mikraj. Lantunan shalawat nabi dari kitab terkenal ini tak pernah lelah diperdengarkan di sejumlah acara pengajian, masjid, mushala, atau majelis-majelis lainnya, sehingga begitu akrab di telinga banyak orang.

Buku Syarah Kitab Barzanji yang ditulis Syekh Nawawi al-Bantani ini merupakan penjelasan secara detail dari kitab Al-Wuruud yang terkenal tersebut. Di dalam buku ini, Syekh Nawawi dengan lengkap menjelaskan tentang makna berikut penjelasan detail sehingga pembaca bisa dengan mudah memahami sejarah Nabi Muhammad. Sehingga, buku sejarah yang dianggap berat jadi lebih mudah untuk dipahami.

Dalam bab "Silsilah", Syekh Nawawi menjelaskan tentang silsilah keluarga Sang Nabi. Muhammad adalah putra Abdulllah. Dulu, setiap kali Abdullah melintas di siang hari, aroma kesturi dan ambar tersebar dari tubuhnya. Sementara jika dia melintas di malam hari, ada cahaya yang bersinar seperti pelita di antara kedua matanya. Inilah yang menyebabkan penduduk Makkah menjuluki Abdullah dengan Mishbah al-Haram (pelita tanah haram).

Abdullah adalah putra Abdul Muththalib. Abdu Muththalib wafat saat berusia 110 tahun di Barman, sebuah tempat di jalur perjalanan menuju Yaman. Dia dimakamkan di Hajun. Namun, ada yang mengatakan dia berusia 140 tahun. Dan, ini dianggap pendapat yang paling tepat (hlm. 26).

Pada bab "Malam Kelahiran", dijelaskan tentang kelahiran Nabi Muhammad. Pada bab ini juga dijelaskan seputar kehamilan sang ibu dan juga berbagai pendapat tentang wafatnya sang ayah. Konon, Abdulllah wafat saat kandungan sang istri masih dua bulan. Abdullah wafat saat berusia dua puluh lima tahun, tapi ada juga yang mengatakan kalau usianya tiga puluh tahun.

Ada banyak bab yang dijelaskan dalam Syarah Kitab Barsanji ini. Pembaca bisa mendarasnya lebih lengkap dan detail lewat buku terbitan Wali Pustaka. Penerbit mengklaim bahwa buku ini adalah terjemahan perdana dalam bahasa Indonesia. Tentu, buku ini memiliki keistimewaan tersendiri karena belum pernah diterjemahkan dan diterbitkan sebelumnya.

Semoga kehadiran buku ini bisa menambah informasi tentang kelahiran Nabi Muhammad, silsilah, kenabian, hingga perjalanannya mengemban risalah Islam dan kesuksesannya memimpin umat manusia.

DATA BUKU

Judul                  : Syarah Maulid Barzanji

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline