Di tengah gempuran perubahan pendidikan nasional, khususnya penerapan Kurikulum Merdeka, peran kepala sekolah kembali menjadi sorotan. Penelitian yang dilakukan oleh Indah Kumala Dewi, mahasiswa Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) di MTs Muhammadiyah Kalibening 1, Kabupaten Banjarnegara, menegaskan bahwa supervisi kepala sekolah memegang peran vital dalam meningkatkan kinerja guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
Tantangan Implementasi Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka membawa semangat kebebasan belajar, tetapi penerapannya di lapangan tak selalu mulus. Banyak guru di MTs Muhammadiyah Kalibening 1 masih kesulitan menyusun administrasi pembelajaran seperti silabus, RPP, program tahunan, modul ajar, hingga modul proyek sesuai ketentuan kurikulum baru. Minimnya pelatihan dan bimbingan teknis membuat penerapan kurikulum ini belum optimal.
Indah Kumala Dewi menetapkan dua tujuan penelitian: pertama, mendeskripsikan peran supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru PAI; kedua, mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan supervisi.
Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, ia menggali informasi melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi yang melibatkan kepala sekolah serta guru PAI yang mengajar lima mata pelajaran keagamaan.
Supervisi yang Terencana dan Konsisten
Hasil penelitian menunjukkan supervisi kepala sekolah dijalankan secara terencana, terutama pada periode Oktober hingga November. Kepala sekolah tidak hanya mengawasi, tetapi juga mengembangkan kompetensi guru melalui koordinasi program pendidikan, pembagian tugas yang adil, hingga memastikan operasional sekolah berjalan selaras.
Pendekatan ini sejalan dengan konsep EMASLIM (Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Innovator, Motivator), yang ideal dimiliki seorang kepala sekolah. Dukungan moral, penyuluhan, pelatihan, serta evaluasi rutin menjadi bagian dari proses supervisi.
Faktor Pendukung dan Hambatan
Komunikasi yang harmonis antar warga sekolah dan pemberian penghargaan menjadi faktor pendukung utama. Namun, masalah kedisiplinan guru, keterbatasan sarana, dan minimnya pelatihan Kurikulum Merdeka menjadi penghambat yang nyata.
Kepala sekolah harus menghadapi tantangan seperti kebiasaan guru datang terlambat atau kurang terampil mengelola kelas, yang secara langsung memengaruhi kualitas pembelajaran.
Prestasi yang Menginspirasi
Meski ada kendala, madrasah ini mencatat berbagai prestasi akademik dan nonakademik, dari lomba pidato, tilawah, qiro'ah, hingga futsal tingkat kabupaten. Bahkan, MTs Muhammadiyah Kalibening 1 terpilih sebagai satu-satunya madrasah di wilayah Karesidenan Banyumas yang menjadi sampel asesmen pendidikan internasional di Swiss.
Keberhasilan ini membuktikan bahwa supervisi yang tepat dapat mengangkat prestasi sekolah, bahkan di wilayah pegunungan yang jauh dari pusat kota.