Lihat ke Halaman Asli

Abdisita Sandhyasosi

Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Ramadan dan Lailatul Qadar

Diperbarui: 4 April 2023   21:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertemu Lailatul Qadar. Dokpri.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Ramadan memiliki banyak makna. Ramadan adalah bulan mulia. Ramadan adalah momentum untuk mempersiapkan bekal ke kampung akhirat. Ramadan adalah saat yang tepat untuk menempa diri menjadi pribadi dengan predikat takwa. Namun, bagi An atau Ma'e, Ramadan  adalah momen ia bertemu dengan 'Lailatur Qadar'. Kalaupun tidak bisa bertemu dengan Lailatul Qadar maka setidaknya ia bisa merasakan nuansa 'Lailatul Qadar'. Berikut ini adalah kisahnya.

 An hanyalah perempuan biasa. Setelah kehilangan buah hatinya karena ditabrak truk, An merasa ada sesuatu yang hilang dari dirinya. Terkadang  An merasa kakinya menginjak bumi, tetapi jiwanya  melayang ke langit. Dan kemudian seorang pemuda tampan muncul di benaknya secara tiba-tiba seraya berkata lembut, "Umiii! Aku tunggu Umi di surga!"

Beberapa bulan pasca kematian anaknya, An menjalani puasa Ramadan. Pada bulan Ramadan ini An  tidak ingin  kehilangan sebuah momen istimewa pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan.   Oleh karena itu setelah suami dan anak-anaknya pergi, An pergi ke belakang. Dari balik pintu dapur, An mengintai langit.

Demi meraih Lailatul Qadar,  An rela begadang sejak  sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.

 Ego An berontak terhadap  kebiasaan barunya itu. Didorong oleh rasa penasaran, Ego  An bertanya kepada lubuk hati An,"Mengapa kau sering mengintai langit, An ?"  

Masih dalam balutan mukenah putih, dan sambil menguak pintu belakang, lubuk hati An menjawab pertanyaan egonya , "Siapa tahu aku dapat meraih  Lailatur Qadar."

"Lailatur Qadar? Malam seribu bulan?" tanya Ego.

"Iya. Malam ketika  dosa-dosa diampuni Nya. Doa-doa dikabulkan-Nya."

Serta merta Ego An menyahut, "Mimpi  kamu! Ahli ibadah saja sulit meraih Lailatul Qadar,  apalagi kamu yang  masih terbata- bata membaca Alquran.


Sejenak An terdiam. An mematung menatap langit. Tetapi,  An tak membiarkan waktunya berlalu begitu saja.  An berusaha melewati malamnya dengan  mengucapkan  bacaan tasbih, tahlil , tahmid, sholawat, istighfar dan  doa untuk menyambut kedatangan lailatul qadar, sebagaimana yang diriwayatkan  Aisyah RA  
"Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, jika aku menjumpai satu malam yang merupakan lailatul qadar, apa yang aku ucapkan?
Nabi SAW. menjawab, " Ucapkanlah, Ya Allah, sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha Pemaaf dan Pemurah maka maafkanlah diriku"
(HR At-Turmudzi dan Ibnu majah).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline