Lihat ke Halaman Asli

Umi Sakdiyah Sodwijo

Pengelana kata yang riang gembira

Sosok Misterius di Balkon Apartemen Nomor 13

Diperbarui: 15 November 2021   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

travel.okezone.com

Kali ini aku akan menceritakan sebuah kisah misteri yang akhir-akhir ini mengganggu kehidupanku. Kamu pasti tak akan percaya dan menganggap aku hanya ngarang kan? Tunggu sampai kau datang ke sini dan melihat dengan mata kepalamu sendiri. Kau pasti akan terkejut!

Kisah ini bermula saat aku terbangun jam tiga dini hari dan memutuskan untuk segera menjemur pakaian di teras atas yang menghadap ke balkon apartemen. Kau tahu kan, kamar kosku terletak paling pojok, dekat mesin cuci.

Tak sengaja mataku menangkap sebuah cahaya berpendar di balkon apartemen di kejauhan. Tadinya kupikir itu penghuni apartemen yang sedang merokok. 

Tapi, bukankah ruangan yang di pojok itu sudah lama kosong? Buktinya lampu kamar maupun balkon tak pernah menyala. Penerangan remang-remang hanya didapatkan dari cahaya bulan, atau lampu balkon di ruangan sebelahnya.

Penasaran, aku menyempatkan diri melihat ke arah apartemen itu di siang hari. Tak ada tanda-tanda kehidupan. Menurut bude jamu yang tiap hari ke apartemen itu, ruangan nomor 13 itu sudah lama kosong. Konon pernah ada perampokan di sana, dan penghuninya tewas di tempat. Aku pun bergidik ngeri.

Aku tak menyerah begitu saja. Kamu ingat kan, minggu lalu aku meminjam teropong kesayanganmu? Bahkan kita sempat berdebat karena kamu begitu pelit. Tapi bukan aku kalau tidak berhasil membawa benda itu. Walaupun pengorbanannya sangat berat, sebulan harus mengerjakan tugas-tugas kuliahmu!

Beberapa malam aku bersembunyi di antara seprai dan beberapa kain batik yang sengaja kujemur. Aku mengarahkan teropong ke balkon itu, mencoba menangkap setiap pergerakan yang mencurigakan. Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka perlahan. 

Sesosok bayangan, sepertinya laki-laki berdiri dan mengambil sesuatu dari pot bunga. Sepertinya sebuah kamera pengintai jarak jauh!

Laki-laki itu mengeluarkan sesuatu dari kamera, memasukkan yang baru, lalu mengarahkan benda itu tempatku berdiri. Beberapa saat kemudian, ia meletakkan kembali ke tempat semula dan bergegas masuk ke ruang apartemen nomor 13.

Astaga! Aku terperanjat. Terbayang tubuh-tubuh temanku yang sering mencuci dengan pakaian sekedarnya, bahkan kadang hanya berbalut handuk. Aku terduduk lemas bersandar pada mesin cuci.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline