Sungai Raya (Songai Raja), yang mengalir tenang di desa Lebak dan bermuara di kampung Muara Dusun Tanjunganyar, menyimpan kisah yang menarik. Sebuah jejak awal syiar Islam di Pulau Bawean. Songai Raja bukan sekedar aliran air, ia adalah saksi bisu perjalanan panjang penyebaran agama Islam di pulau ini.
Pada abad ke-17, pulau Bawean---juga dikenal Pulau Putri masih dibawah kekuasaan para penguasa lokal yang teguh memegang kuat kepercayaan animisme dan tradisi turun-temurun leluhur. Di sebuah dusun kecil yang subur bernama Songai Raja, hiduplah seorang Raja Babileono, seorang pemimpin yang terkenal akan kekuatannya namun hatinya sekeras batu. Dusun mendapat nama Songai Raja karena dialiri oleh sungai besar yang mengalir deras dari pegunungan hingga ke dataran rendah.
Suatu hari, seorang ulama muda dari tanah Jawa keturunan dari Sunan Ampel, yang membawa misi mulia: menyebarkan Islam dengan damai. Dialah Syekh Maulana Umar Mas'ud, yang memilih menetap di daerah Songai Raja. Daerah yang subur dan strategis, menjadi alasan mengapa ia memilih wilayah ini menjadi pusat kekuasaan Raja Babileono. Namun, kedatangan Syekh Umar Mas'ud tidak disambut dengan baik. Raja Babileono, yang merasa terancam oleh ajaran Islam yang dibawa Syekh Umar, menantangnya untuk adu kesaktian, salah satu cara yang lazim digunakan untuk menyelesaikan perselisihan pada masa itu.
Dengan doa dan penuh ketenangan, Syekh Umar Mas'ud memohon pertolongan kepada Allah SWT. Adu kesaktian pun dimulai di sekitar hulu Sungai Raja, duel sengit yang penuh ketegangan. Ketika Raja Babileono menyerang dengan kerisnya, serangan itu berhasil ditepis oleh Syekh Umar Mas'ud, hinga keris itu berbalik menusuk tubuh Raja Babileono, yang akhirnya membawa maut sang Raja. Jenazah sang Raja pun dibuang ke laut melalui sungai itu, menjadi akhir dari era kekuasaan yang lama. Setelah peristiwa itu, Syekh Umar Mas'ud diakui sebagai pemimpin agama dan dihormati sebagai pemimpin masyarakat Bawean. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Songai Raja ke sebuah daerah yang kini dikenal sebagai Sangkapura. Namun, meski pusat kekuasaan berpindah, Songai Raja tetap dikenang sebagai tempat di mana Islam pertama kali menyebar di Pulau Bawean.
Kisah ini tidak hanya sekedar sejarah, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang mendalam. Kekuatan doa dan iman yang kuat adalah kekuatan sejati---sebuah pelajaran dalam kisah ini menunjukkan bahwa kekuatan sejati tak terletak pada senjata, melainkan pada keyakinan dan doa yang tulus kepada Allah SWT.
Penulis : Lira Abdillah | Penyunting : Audiva Nur Rahma
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI