Lihat ke Halaman Asli

Mustyana Tya

Penulis, jurnalis dan linguis

Jelajah Hutan Ramang-ramang, Amazon-nya Sulawesi Selatan

Diperbarui: 21 Februari 2021   03:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Kedua kali ke Makassar saya punya banyak pengalamannya yang nyebelin sekaligus mengesankan di tengah panasnya Piplres. Kali ini meliput safari politik Sandiaga Uno di Makassar. Tapi sebelum itu, saya sudah punya rencana untuk bisa ke Ramang-ramang makanya saya minta datang lebih pagi dibanding kelompok lainnya. 

Setelah sampai di Makassar berdua saja dengan rekan saya memutuskan ke hotel dulu. Sebenernya itu pilihan yang salah karena malah makin menjauhi Ramang-ramang. Tapi ya sudahlah karena kita mikirin barang bawaan juga akhirnya ke hotel dulu taro barang karena kita juga naek grab kan dan belum dikasi mobil. 

Ramang-ramang

Tapi gara-gara kelompok lainnya denger kita ke Ramang-ramang makanya mereka dari bandara langsung pengen ikutan juga dan nyusulin kita yang pergi pake Grab. Ternyata waktu sampai saya dan kelompok lain hampir barengan. Yah kalau kayak gini mah tadi terbang bareng mereka aja ya. 

Saya juga langsung mau menunggu mereka karena pas sampe sana biaya sewa perahu sampai Rp 200 ribu - 400 ribu. Yah, gak ada pilihan lain selain nungguin mereka karena bakal dibayarin sama kantor kan. Soalnya buat berita juga. 

Setelah bertemu dengan kelompok selanjutnya kita mulai petualangan eksplorasi Ramang-Ramang. Naik di perahu ini kita kayak menjelajah ke dunia lain. Ada yang pernah bilang kayak masuk ke Jurassic Park atau Amazon. Mirip-mirip sih dengan batuan kars hijau yang tinggi-tinggi. 

Perahu pun membelah sungai yang tenang dengan kanan kiri pohon nipah yang rapat jadi kayak masuk di film anaconda atau crocodile hahha... yang emang keren banget sih kalau jadi lokasi syuting film binatang buas wkwkwk..

Perjalanan selama 40 menit ini kita udah ribut gantian foto di ujung perahu, ciamik banget hasilnya dengan latar batu kars. Trus ada beberapa spot yang bikin kita berseru wooow wooow hahaha...

Pertama itu saat kanan kirinya pepohonan rapet banget sampai serasa membentuk lorong. Satu lagi pas masuk ke dalam lorong batu wahhh gila sih keren abis.

Dok. pribadi

Ternyata lorong batu ini menandai kita sudah sampai di Desa Barau, jadi desa dengan sawah dan tempat start kalau mau treking ke gua-gula lagi yang juga gak kalah historis karena punya peninggalan prasejarah. Wooowww lagi. 

Selain itu ada juga gua kelalawar, tapi kalau mau ke banyak tempat perlu waktu setidaknya 2 hari dan kami enggak bisa. Maka jadilah kami cuma foto-foto cantik tanpa pergi lebih jauh. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline