Di sudut halaman rumah ku, tumbuh beberapa tangkai tanaman hijau dengan daun bergerigi halus, permukaannya berkerut, dan batang kemerahan. Ketika satu helai daun ku remas, aroma segar langsung menyeruak, seakan membawa ku ke suasana pegunungan yang teduh.
Ternyata itulah daun mint, tanaman kecil yang sering kita temui, tetapi menyimpan sejarah panjang dan manfaat luas.
Di banyak rumah, mint tumbuh tanpa banyak perhatian. Ia bisa hidup di tanah yang sederhana, merambat ke sana-sini, bahkan kadang dianggap gulma oleh yang tak mengenalnya. Padahal, dari halaman pekarangan sederhana hingga meja restoran kelas dunia, mint telah hadir membawa kesegaran.
Jejak Panjang Mint Sejak Mesir Kuno
Mint bukan sekadar tanaman hias. Sejarah mencatat, masyarakat Mesir kuno sudah memanfaatkannya sejak 1000 SM, baik sebagai ramuan obat maupun untuk upacara keagamaan. Di Eropa, mint menjadi bagian penting dalam pengobatan tradisional, sementara di Asia Barat, mint digunakan dalam kuliner sehari-hari, dari teh hingga saus.
Nama "mint" sendiri diyakini berasal dari bahasa Yunani kuno, mintha, yang merujuk pada nimfa dalam mitologi. Seiring perjalanan waktu, mint berkembang menjadi lebih dari 25 spesies, termasuk peppermint (Mentha piperita) dan spearmint (Mentha spicata).
Bangsa Mesir kuno mencatat mint dalam papirus medis sebagai ramuan penyembuh. Orang Yunani menggunakannya sebagai simbol keramahan, sementara bangsa Romawi menjadikan mint pengharum ruangan dan penyegar nafas sebelum jamuan makan.
Dalam pengobatan tradisional Tiongkok maupun Ayurveda India, mint dipercaya sebagai penyeimbang tubuh, pengusir panas dalam, dan pelancar pencernaan. Hingga kini, budaya minum teh mint masih terjaga di Maroko, Mesir, hingga Tunisia, bukan hanya sebagai pelepas dahaga, tetapi juga simbol persahabatan.
Di Indonesia sendiri, mint kian populer belakangan ini, terutama ketika tren infused water dan minuman herbal marak. Banyak orang mulai menanamnya di pot kecil, cukup ditempatkan di teras atau dapur.
Si Hijau dengan Segudang Khasiat
Mint bukan hanya sekadar penyegar mulut yang hadir dalam permen karet atau pasta gigi. Ia menyimpan kandungan penting seperti menthol, vitamin A, C, flavonoid, serta antioksidan. Beberapa manfaat yang dikenal luas antara lain:
- Menyegarkan napas -- aroma khasnya membuat mulut terasa bersih dan segar.
- Menenangkan perut -- teh mint kerap digunakan untuk meredakan mual, kembung, hingga gangguan pencernaan ringan.
- Mengurangi stres ringan -- aromanya menenangkan, sering dipakai dalam aromaterapi.
- Meredakan pilek -- menthol membantu melegakan pernapasan.
- Perawatan kulit -- daun mint yang ditumbuk bisa menjadi masker alami untuk menyegarkan wajah.