Lihat ke Halaman Asli

Gian Darma

wiraswasta

Teguhkan Hati Lawan Corona

Diperbarui: 14 Mei 2020   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cnnindonesia

Saat ini kita sudah masuk pada bulan Ramadan; bulan dimana semua amalan akan diterima dan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Suasana Ramadan kali ini memang berbeda dengan banyak Ramadan yang terlampaui.

Pada masa-masa lalu, Ramadan identik dengan masjid dan mushala. Banyak waktu kita dihabiskan di masjid, untuk shalat tarawih, tadarus maupun shalat subuh. Bertemu dengan warga masjid dan berinteraksi dengan mereka adalah satu kebahagian dari kita. Pada bulan ini juga biasanya kita akrab dengan buka puasa bersama alias bukber. Satu ajang dimana kita bisa menjalin silaturahmi antar sesama dan komunitas.

Namun hal-hal itu tak bisa lagi kita lakukan pada sat ini. Kita masuk dalam situasi yang tidak menyenangkan karena pandemic Covid-19 yang tidak saja harus dilampaui oleh Indonesia tapi juga banyak negara di dunia. Tak hanya nyawa dan hal-hal yang berbau medis yang terdampak, tapi juga kondisi ekonomi dan sosial masyarkat.

Di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat, misalnya banyak orang mengajukan jaminan sosial karena mereka kehilangan pekerjaan atau pendapatan mereka. Bisnis mandeg. Banyak usaha kolaps dan banyak yang dirumahkan.

Sebuah perusahaan penerbangan di Islandia misalnya, harus merumahkan 90 % karyawannya dengan pesangon tiga bulan. Dengan kondisi seperti ini memang tidak mudah untuk mendapat pekerjaan baru karena nyaris semua bidang juga terpengaruh pandemic kali ini.

Pariwisata nyaris lumpuh karena mayoritas moda transportasi dihentikan sementara. Sehingga banyak turis yang terjebak pada satu negara dan akhirnya dipulangkan oleh negara asal, seperti ratusan turis Cina yang 'terjebak' di Bali karena penerbangan dari dan ke Cina dihentikan sementara. Kondisi ini juga melanda banyak negara yang mengandalkan sektor pariwisata seperti Thailand, Australia, China dll.

Yang patut disyukuri adalah banyak sekali gerakan masyarakat yang mengajak masyarakat yang mungkin tidak terpengaruh karena pandemic ini untuk memberi bantuan atau pertolongan kepada kelompok masyarkat lain yang mungkin 'tumbang' karena imbas pandemic ini . Mereka bahu membahu menolong dan memberikan simpati satu sama lain.

Dengan begitu bisa saling meneguhkan dan memperkuat satu sama lain sebagai bangsa untuk keluar dari pandemic ini




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline