Lihat ke Halaman Asli

Tuhombowo Wau

TERVERIFIKASI

Kompasianer

Harganya Tembus Rp 40 Juta per Kg, Tertarik Berbisnis Sarang Walet?

Diperbarui: 19 Januari 2021   17:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sarang burung walet | Foto: KOMPAS.com/ Sukoco

Ada yang belum familiar dengan sarang burung walet? Saya yakin, sebagian dari para pembaca sudah mengenalnya. Meski mungkin belum melihat langsung wujud sarangnya seperti apa, tetapi sekurangnya pernah melihat burungnya terbang di udara.

Saya juga yakin bahwa para pembaca tahu sederet manfaat besar dari sarang walet, sehingga di berbagai media, informasi tentang harganya yang terbilang mahal sering diberitakan.

Ya, sarang walet (air liur walet) memang kaya manfaat, karena di dalamnya mengandung sejumlah nutrisi yang berguna bagi kesehatan. Itulah sebabnya potensi bisnis sarang walet ini dirasa akan terus eksis di segala zaman.

Burung walet dan sarangnya | Gambar: AFP

Sarang walet diakui mampu menurunkan risiko serangan jantung dan diabetes, memperlancar metabolisme tubuh, menangkal radikal bebas, serta mencegah berbagai macam penyakit. Pokoknya masih banyak lagi manfaatnya.

Di dalam sarang walet terdapat mangan, tembaga, seng, kalsium, asam amino, glikoprotein, simvastatin, karbohidrat, lemak, dan seterusnya. Sila cari kegunaan sekian unsur-unsur ini di berbagai sumber.

Pemanfaatan sarang walet pun bisa secara langsung, yaitu dijadikan sup, atau oleh pabrik dibuat menjadi produk lain. Mulai dari bentuk minuman, obat-obatan, hingga krim kosmetik.

Olahan sup sarang walet | Gambar: Shutterstock

Olahan sarang walet dalam bentuk jelly | Gambar: Sindonews

Entah sudah semutakhir apa pengolahannya di tanah air, yang pasti kebanyakan sarang walet hasil budidaya para petani selama ini telah menguasai pasar global.

Berdasarkan catatan Kementerian Pertanian, jumlah ekspor sarang walet Indonesia pada 2020 mencapai 1.155 ton, dengan nilai sebesar Rp 28,9 triliun. Angka ini meningkat 2,13 persen dibanding 2019, di mana jumlahnya 1.131,2 ton senilai Rp 28,3 triliun. Artinya, nilainya naik Rp 600 miliar.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, komoditas ekspor "emas putih" tersebut terbukti mampu bertahan di masa pandemi Covid-19, sehingga konsisten menyumbang devisa bagi negara dan menyejahterakan para petani.

"Ini adalah anugerah dari Tuhan untuk kita. Tanpa perawatan khusus, walet memberikan sumbangan devisa negara dan pendapatan bagi petani," kata Syahrul, Minggu (17/1/2021).

Syahrul menambahkan, selama ini setidaknya ada 23 negara tujuan ekspor sarang walet Indonesia. Dan kepada masing-masing eksportir diberi pendampingan, dengan maksud agar sarang walet yang dijual memenuhi syarat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline