Lihat ke Halaman Asli

Apakah Ada dan Seperti Apakah Stres dalam Belajar Matematika?

Diperbarui: 23 Agustus 2020   05:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Stres merupakan salah satu kata yang sudah tidak asing lagi di telinga, bahkan kita bisa saja mendengarkan kata itu terucap paling tidak 1 kali dari diri kita sendiri maupun dari orang lain. Kita kadang mendengarkan kata itu saat seseorang sedang dalam masalah yang berat, saat sedang belajar, maupun saat seseorang lagi menggaruk-garuk atau menggeleng-gelengkan kepala sambil menarik nafas dengan sangat dalam. Kita dapat mendengar orang mengatakan dengan berbagai kalimat yang mengandung kata stres di dalamnya, "dia membuat kita menjadi stres", "bisa-bisa kita stres gara-gara dia", dan berbagai kalimat-kalimat lainnya. 

Begitu mendengarkan kata "stres" diucapkan, orang kalau bisa menghindarinya atau bahkan menjauhinya sesegera mungkin. Stres terkadang masih dianggap ke hal-hal yang bersifat atau berkonotasi negatif. 

Begitu kita atau seseorang mengatakan stres kepada orang lain, bisa saja terjadi perkelahian dan bahkan bisa saja berakhir kepada suatu hal yang bahkan lebih berbahaya, seperti bisa sampai pada kematian. Hal tersebut terjadi karena orang yang kita katakan stres tidak setuju dikatakan stres atau benci saat dikatakan stres, sehingga dia menggambil pisau atau benda tajam yang lain, lalu menusukkan kepada kita hingga kita mengalami gangguan dan bahkan hingga pada kematian. 

Kata "stres" begitu sangat dihindari dan dibenci oleh beberapa orang atau bahkan banyak orang karena dianggap lebih ke arah negatif. Hal itu terbukti, dimana jika ada orang gila maka dikatakan stres, sehingga gila adalah stres atau stres adalah gila. Dimana orang gila dianggap adalah orang yang stres. Begitu juga jika ada orang yang dalam kondisi lagi marah sambil mempukul-pukul atau bahkan melempar-lempar sesuatu kemanapun tak tentu arah. Dimana orang yang seperti itu biasanya dikatakan orang yang stres. Sehingga wajar atau pantas saja orang begitu tidak senang sama sekali dengan kata "Stres" itu.

Padahal tidak ada satupun yang mengatakan atau mendefenisikan bahwa stres itu adalah gila atau stres adalah suatu tindakan marah yang bahkan tidak dapat dikendalikan lagi. Stres dapat membuat terjadinya gila atau amarah berlebihan itu, saat tidak bisa diatasi lagi sehingga terus berlarut-larut atau saat hal tersebut tidak bisa diatasi dengan sangat baik. 

Sebenarnya kata stres itu bisa berdampak baik atau positif bagi siapapun tanpa terkecuali, sehingga sangat diharapkan atau bahkan sangat dinantikan kedatangannya. 

Kenapa? karena stres itu dapat meningkatkan hasil dan prestasi ke depannya atau memberikan manfaat dalam jangka waktu yang panjang. Misalnya, saat kerja ada stres berupa jabatan yang baru naik jika kita adalah lulusan S2 atau S3, dan seterusnya. Hal tersebut dapat mendorong seseorang ke arah yang baik atau positif sehingga dapat memberikan dampak yang sangat baik sekali.

Begitu juga dalam dunia kuliner atau tata boga, supaya apa yang dimasak itu bisa laku keras atau habis terjual, maka makanan tersebut harus enak, banyak dan bahkan murah. Biarpun terkadang sesuatu yang enak itu mahal karena menggunakan bahan yang berkualitas sekali, lengkap dengan proses yang sangat ribet dan rumit sekali.

Lalu, apakah itu stres atau apa artinya stres itu?

Stres adalah suatu kondisi berupa respon seseorang terhadap suatu tuntutan atau tekanan tertentu yang datang menghampiri. Misalnya saat kita sekolah ada tuntutan berupa nilai yang harus kita capai supaya dikatakan lulus. Begitu juga dalam dunia kerja, kalau mau mendapatkan bonus tertentu harus bisa mencapai target tertentu, dan lain-lain sebagainya. 

Stres itu terjadi dalam berbagai bidang kehidupan siapapun tanpa terkecuali atau tanpa memandang perbedaan atau karakteristik seseorang. Dalam dunia kerja disebut sebagai stres kerja, dalam dunia belajar disebut sebagai stres belajar, bahkan Try Gunawan Zebua dalam bukunya mengatakan bahwa stres yang terjadi dalam kegiatan belajar matematika adalah stres belajar matematika.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline