Sebuah Renungan dan refleksi berdasarkan Ayub 2:1-12
Beberapa pertanyaan yang sering muncul
Apakah reaksimu jika tiba-tiba pasanganmu jatuh sakit ?. Atau Pernahkah anda mendengar pernyataan yang menyatakan bahwa jika ada satu orang anggota keluarga mengalamai musibah sakit penyakit maka seluruh keluarga juga akan merasakan ?.
Berapa banyak suami atau isteri yang menderita sakit dan meninggalkan pasangannya ? Sakit penyakit sebuah problem umum yang bisa datang dengan tiba-tiba dapat menimpa siapapun.
Sekalipun banyak pilihan dan setiap orang bebas memilih namun betapa pentingnya setiap orang memilih cara pandang yang bijak dan benar dalam menghadapi kenyataan ini.
Setiap hari seringkali saya menjumpai suatu keadaan yang sering disebut dengan istilah paradoks yaitu suatu keadaan pengalaman hidup yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran.
Dalam kehidupan kita penderitaan itu memiliki banyak bentu seperti sakit penyakit, ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi, kekurangan dan kesulitan lain. Tetapi percayalah dalam penderitaan itupun akan menemukan sesuatu yang istimewa.
Dalam Ayub 2:8-10 adalah suatu dialog paradoks ketika Ayub sang suami mengalami sakit penyakit yang begitu parah. Ayub hidup dalam paradoks seolah-olah bahwa Allah memberikan sakit penyakit sekalipun dalam pandangan Allah, ia orang yang jujur dan saleh.
Kitab Ayub 2:3 Firman TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan . Namun dalam kenyataannya dalam bagian Kitab Ayub 2:7 Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.