Lihat ke Halaman Asli

Stephany Gracia Barias

Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

"Darah dan Doa" (1950): Mengapa Film Ini Menjadi Tonggak Perfilman Indonesia

Diperbarui: 15 September 2025   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film "Darah dan Doa" karya Usmar Ismail bukan sekadar catatan sejarah perfilman Indonesia, tetapi sebuah revolusi sinematik yang mengubah paradigma industri film Tanah Air. Lebih dari sekadar kronologi waktu, ada beebrapa faktor krusial yang menjadikan film ini sebagai tonggak sejati perfilman Indonesia. 

1. Revolusi Identitas Sinematik

Pembebasan dari Dominasi Asing

Sebelum "Darah dan Doa", layar bioskop Indonesia didominasi film Belanda, Tiongkok, dan Hollywood. Film-film lokal yang ada masih meniru gaya dan formula asing. "Darah dan Doa" menjadi yang pertama kali berani tampil dengan identitas Indonesia yang murni---dari bahasa, setting, hingga nilai-nilai yang diusung.

Penciptaan Bahasa Sinema Indonesia

Film ini menciptakan "grammar" sinematik yang khas Indonesia. Cara bercerita, ritme editing, komposisi visual, dan penggunaan musik gamelan sebagai scoring menciptakan estetika film yang benar-benar baru. Ini bukan lagi film "di Indonesia" tetapi film "Indonesia".

2. Terobosan Teknis dan Artistik

Inovasi dengan Keterbatasan

Yang memukau dari "Darah dan Doa" adalah bagaimana Usmar Ismail dan timnya mengubah keterbatasan menjadi kekuatan kreatif. Dengan budget minimal dan peralatan seadanya, mereka menciptakan visual yang memukau melalui kreativitas murni. Penggunaan cahaya alami, komposisi frame yang cerdas, dan editing yang efisien menjadi benchmark bagi film-film Indonesia selanjutnya.

Standar Kualitas Baru

Film ini menetapkan standar minimum kualitas film Indonesia. Tidak lagi asal-asalan dalam hal teknik sinematografi, acting direction, dan post-production. "Darah dan Doa" membuktikan bahwa film Indonesia bisa berkualitas internasional tanpa mengorbakan ke-Indonesia-annya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline