Essi 300 -- Selaksa Mantra Buat
Sang Guru Bangsa (9)
Tri Budhi Sastrio
Kaum kuli tinta juga tak kalah suka citanya
ketika beliau masuk ke istana
Karena ijin diberikan tanpa batas bagi siapa
saja, kapan saja, di mana saja.
Tetapi apa yang terjadi? Ha ... ha ... ha ...
memang begitulah adat dunia,
Ketika sulit ingin dipermudah tetapi setelah
dipermudah banyak yang merasa
Tak hanya resah tetapi juga gundah, puncaknya
terjadi ketika para kuli tinta
Tak layak memperoleh fasilitas istana ketika ikut
berkunjung ke mancanegara.
Mereka hanya boleh nunut pesawat sang kepala
negara selebihnya mereka
Harus merogoh kocek sendiri jika tetap ingin
meliput kunjungan kepala negara.
Jangankan manusia setan pun harus pakai biaya
jika pergi ke manca negara!
Tentang hubungan dagang dengan Israel, sang
guru bangsa juga dikenal jenaka.
Dia sangat getol berkata dan berupaya agar
Indonesia menjalin hubungan terbuka
Dengan bangsa pilihan Tuhan yang sekarang
bermukim di tanah orang Palestina.
Akibatnya bukan hanya santri dan alim ulama
tetapi juga banyak rakyat jelata
Yang berbondong-bondong datang ke istana
negara memprotes sang raja kelana.
Dengan ringan dihadapinya massa dan berkata
'Ah, ini kan hanya ulah menlu saya!'
Sang Shiwab yang sedang di mancanegara
bergegas pulang dan meminta tanya,
Mengapa dia? Seringan bulu angsa presiden
kita menjawab seperti tak berdosa:
'Ini kan hanya kiat saya agar mereka segera
diam dan tak lagi banyak bertanya!'
Menggantikan Sastro Al-Ngatawi, pak Sulaiman
juga punya banyak cerita
Khususnya ketika status asisten pribadi sang
guru bangsa ditetapkan baginya
Dia yang awalnya tidak lebih dari seorang
anggota PAC GPA Jagakarsa
Yang secara otomatis juga aktif sebagai anggota
Barisan Ansor Serbaguna
Terpilih karena sebagian teman dan keluarga
menganggapnya loyal dan setia.
Yang paling sulit diatur, katanya, berkaitan
dengan masalah makanan dan selera.
Tak kuasa melawan kehendak sang gus maka
dia harus siap menerima
Tak hanya teguran tetapi juga murka para putri
dan sang istri gus tercinta
Yang sangat ingin ayah mereka dan suami
tercinta sehat dan panjang usia.
Pernah terjadi berkaitan dengan durian yang
dianggap sebagai makanan dewa,
Aromanya yang merangsang selera singgah di
hidung sang bapak guru bangsa
Tanpa sadar bahaya, sang asisten diminta
segera mengambil buah penarik selera.
Dengan gaya seorang asisten penjaga yang
kenyang makan asam garam dunia
Dengan bijak Sulaiman muda mengingatkan
bahwa dokter sangat melarang dia
Makan makanan dewa yang menyebabkan
tekanan darah naik tak terhingga.
Lalu apa jawab sang guru bangsa? Kamu itu
jangan berani ngatur-ngatur saya,
Durian itu kalau satu boleh-boleh saja, yang
tidak boleh jika makan satu truk terbuka!
Sulaiman muda tentu saja tak berdaya, dan
bersiap disemprot anak dan istri tercinta!
Essi 300 -- tbs/kas - SDA04112012 -- 087853451949
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI