Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat dan Praktisi

Pendidikan Tercecer, Karakter, Integritas, Tata Krama Konsisten Tergerus

Diperbarui: 6 Desember 2021   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Supartono JW


Seiring dengan dunia pendidikan Indonesia yang masih terus tertinggal baik di kawasan Asia Tenggara, Asia, dan Dunia, maka degradasi moral pun terus signifikan terjadi. Mulai dari para elite dan pemimpin bangsa yang seharusnya menjadi panutan dan teladan, di antara mereka justru semakin asyik masyuk mempertontonkan kemiskinan karakter, kemiskinan integitas, dan kemiskinan tata krama, hingga sangat instan ditiru masyarakat dan terus mengkhawatirkan disintegrasi bangsa karena menghalalkan  segala cara mumpung sedang rezimnya, ambil kepentingan pribadi, kelompok, dan golongannya. Itulah akibat degradasi moral yang bersumber dari karakter, integritas, dan tata krama.

Padahal, satu di antara sifat manusia yang membedakan seseorang dengan orang lain adalah karakter. Sebab, karakter itu tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti seseorang. Seseorang akan semakin lengkap dalam menjalani langkah kehidupannya bila memiliki integritas, karena sangat terkait dengan keutuhan dan keefektifan seseorang sebagai insan manusia.

Seperti karakter, integritas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah mutu, sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran seseorang.

Karakter dan integritas seseorang yang terus dibina, didik, dirawat, maka akan menggumpal dalam kepribadian positif seseorang yang bertabiat mumpuni dalam tata krama kehidupan.

Dari berbagai literasi dan hasil studi Harvard dan Stanford menunjukkan bahwa tata krama sangat dominan mengantar keberhasilan seseorang karena keterampilan teknis seseorang hanya berkontribusi sekitar 15 persen dalam kesuksesannya. Sementara
dalam situs Beyond Etiquette, tata krama mendorong hubungan kerja yang positif sehingga menungkinkan seseorang menghadapi masalah di masa depan dengan kekuatan karakter dan integritas.

Luar biasa. Pertanyaannya, adakah karakter dan integritas yang mumpuni dalam diri saya? Adakah di mata orang lain, saya adalah manusia yang memiliki tata krama ketika berbaur dalam kegiatan dan pekerjaan atau yang lainnya?

Tata krama kunci

Begitu vitalnya karakter dan integritas seseorang yang dapat terbungkus dalam bingkai tata krama dan dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa dibantah bahwa seseorang punya karakter dan integritas yang baik, sehingga signifikan dalam tata krama kehidupannya sehari-hari, menjadi fakta yang tidak dapat dibantah. Sebab,  karakter saya, integritas saya, dan tata krama saya, yang dapat merasakan dan melihat serta menilai adalah orang lain.

Karenanya, manusia sebagai makhluk sosial harus dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya untuk dapat menjalani kehidupan sebaik mungkin. Dan, tata krama yang di dalamnya ada karakter dan integritas, merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan saat membangun hubungan sosial dengan orang lain.

Sesuai KBBI, tata krama adalah sopan santun atau basa-basi. Dikutip dari The British School of Ettiquette, tata krama atau sopan santun yaitu pedoman perilaku umum dalam hubungan antarmanusia seperti menghormati orang yang lebih tua dan tidak menyela ketika seseorang berbicara.

Sementara menurut Soehardi dalam buku Humaniora (1997), menyebutkan bahwa definisi tata krama ialah perilaku normatif dalam pergaulan sosial (interaksi antar individu dalam masyarakat) yang mencita-citakan keteraturan dan ketertiban masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline