Lihat ke Halaman Asli

Thomas Jan Bernadus

A Freelance Blogger

Membangun Infrastruktur Tetap Harus Menggunakan Komponen dalam Negeri

Diperbarui: 10 Agustus 2018   23:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jembatan Kali Kuto, sumber: tribun jateng

Kita sekarang ini, sudah pasti menggunakan Ponsel yang 4G LTE. Rata-rata memang ponsel yang dijual di pasaran memang sudah yang 4G LTE. Nah, untuk bisa memasarkan ponsel yang bisa 4G LTE ini, komponen lokal atau TKDN harus ada.

Oke itu kita bicara ponsel. Tapi bagaimana kalau misalnya infrastruktur juga harus pakai TKDN, atau komponen lokal. Jujur saja, saya sebenarnya baru tahu juga. Saya tahu dari acara Diskusi Forum Merdeka Barat 9. FMB 9 ini, membahas soal peninjauan ulang sejumlah proyek infrastruktur untuk efisiensi anggaran.

Proyek infrastruktur yang ditinjau ulang ini, adalah yang menggunakan komponen impor. Presiden Joko Widodo sendiri yang menginginkan peninjauan ulang ini. Kenapa? Data BPS menunjukan, untuk semester pertama tahun 2018, terjadi kenaikan impor. Akibatnya, neraca perdagangan menjari defisit.

Yang diimpor ini juga, adalah bahan baku untuk infrastruktur. Misalnya baja.dan mesin serta alat listrik. Karena mengimpor bahan baku seperti ini, akhirnya, bisa membuat neraca perdagangan menjadi defisit.

Dengan melakukan peninjauan ulang seperti ini, atau melakukan rescheduling pelaksanaan proyek, devisa juga bisa dihemat hingga US$ 21 JUta setiap hari. Bayangkan saja, setiap hari.

Selain peninjauan ulang, untuk proyek infrastruktur juga, agar tidak membebani APBN, saat ini tengah dikembangkan KPBU atau Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha. KPBU ini modelnya bernama KPBU-AP yang merupakan skema baru dengan availability payment atau (AP).

Pembangunan infastruktur di Indonesia sendiri, membutuhkan hingga 4700 trilyun. Bukan sedikit. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur tersebut, pemerintah nantinya akan bekerjasama dengan investor.

Pemerintah nantinya, bisa mempromosikan bagaimana untuk menarik investor untuk mendanai infrastruktur.Kalau perlu memberikan penjaminan, untuk resiko politik agar investor tidak takut masuk kesini.

Bagaimana dengan proyek infrastruktur dari Kementrian PUPR. Ternyata, proyek infrastruktur di Kementrian PUPR ini sudah memakai komponen lokal hingga 99 persen. Jembatan Holtekamp dan Kali Kuto memakai baja produksi dalam negeri. Hanya kategori yang sangat khusus yang masih diimpor.

Semoga infrastruktur di Indonesia terus dibangun agar pemerataan pembangunan tidak hanya terpusat di Pulau Jawa dan membangun konektivitas antar daerah. 

foto : fmb9




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline