Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Pengalaman Utang Sebungkus Nasi Ramas

Diperbarui: 6 Maret 2023   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi Tjiptadinata Effendi 

Yang Tak Pernah Terlupakan

Setiap orang pasti memiliki berbagai kenangan dalam perjalanan hidupnya. Ada hal hal yang mungkin spektakuler. Tapi tidak semua orang pernah merasakan hal yang spektakuler dalam perjalanan hidupnya,termasuk orang yang menulis artikel ini. 

Walaupun sudah berusia 80 tahun,sejujurnya belum pernah secara pribadi mengalami hal yang spektakuler. Seperti misalnya,dapat undian 100 miliar atau tetiba diangkat jadi  Kepala Kampung . Paling cuma pernah jadi ketua RT . 

Tapi bukan berarti orang yang tidak memiliki pengalaman spektakuler  tidak boleh memilki kenangan pribadi.  Kalau istilah Z generation:"Suka suka gue dong .emangnya kenape ?" hehehe

Pengalaman Utang Sebungkus Nasi Untuk Dimakan Bertiga

Yang namanya berutang itu,tentu saja malu maluin diri sendiri. Apalagi hanya untuk sebungkus nasi, alamak ! Tapi ini bukan humor,tapi sungguh pengalaman pribadi. Saya datang ke Koh San yang jualan nasi di Gerobak di depan Bioskop Purnama di kota Padang. 

Sambil menebalkan kulit muka,saya bilang:"Koh San, utang nasi 2 bungkus belum saya bayar, hmm masih boleh utang satu bungkus lagi ?  Minggu depan isteri terima kasih,saya lunaskan ketiga tiganya"

Sambil menatap penuh harap menatap Koh San. Puji Tuhan,dengan wajah ramah Koh San bilang :"Boleh boleh,mengapa tidak " Rasanya gimana tuh ...senang banget,dapat utang sebungkus nasi,yang akan kami ii makan bertiga beranak. Karena pada waktu itu,putera kami baru satu orang.

Utang untuk makan sebungkus nasi mungkin terasa sangat memalukan dan menyedihkan bagi sebagian orang, karena hal itu mencerminkan kondisi finansial yang sulit atau kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Selain itu, kebutuhan makanan adalah salah satu kebutuhan dasar yang paling mendasar dan penting, seperti yang pernah saya rasakan

Di banyak budaya, makanan memiliki makna yang lebih dari sekedar sumber nutrisi, melainkan juga berfungsi sebagai simbol kebersamaan, kedermawanan, dan status sosial. Oleh karena itu, terhutang untuk makanan dapat memicu perasaan malu dan kehilangan martabat, terutama jika hal itu terjadi di depan orang-orang yang dihormati atau dianggap penting dalam kehidupan seseorang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline