Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Lawakan Salah Tempat Dapat Melukai Hati Orang

Diperbarui: 6 Oktober 2021   15:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi 

Melawak  Sesuai Kondisi

Melawak itu bukan hak patent dari Para Pelawak,tapi merupakan hak setiap insan. Bayangkan seandainya ,satu keluarga berdiam diri dan sepanjang hari berbicara serius melulu, hidup semacam apa yang dijalani? Rasanya tak ubahnya bagaikan robot yang mengerjakan segala sesuatu sesuai apa yang diprogramkan padanya. 

Sebagai manusia bebas,setiap orang berhak untuk melakukan, mengucapkan ataupun menulis sesuatu yang bersifat humor dengan harapan,yang mendengar ataupun yang membaca bisa tertawa atau setidaknya tersenyum.

Dan untuk menciptakan lawakan secara alami, tidak musti orang menjadi Pelawak. Tetapi tidak jarang terjadi, niat baik untuk menciptakan suasana gembira berakhir  dengan kejadian yang sama sekali tidak terpikirkan Yakni ada yang terluka hatinya karena kita melemparkan lelucon yang melukai hati orang. Karena apa yang lucu bagi kita mungkin sangat menyakiti hati orang lain.  Hidup itu memang sarat misteri.yang seringkali yang terjadi sama sekali tidak terprediksi oleh kita 

Perlu Memahami Kondisi 

Kalau dalam sebuah pertemuan yang hadir  semuanya adalah teman teman yang sudah saling kenal baik,tentu akan lebih bebas bagi kita untuk saling bercanda. 

Tetapi bila berada dalam lingkungan yang heterogen, alangkah elok bila kita mampu menahan diri untuk tidak menciptakan lelucon yang beresiko melukai hati orang lain  Orang hidup dalam kondisi yang minim sangat sensitive dan mudah tersinggung  .

Minta Maaf Tidak Serta Merta Menyembuhkan Luka

Jangan lupa, bila hanya karena iseng melemparkan joke yang ternyata melukai hati orang lain, maka walaupun minta  maaf, tapi luka hati yang sudah tergores tidak serta merta bertaut

Semoga tulisan ini masih bermanfaat di era orang sudah mengedepankan  popularitas diri ketimbang tenggang  rasa

Tjiptadinata Effendi 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline