Desa Buntu di Wonosobo menyambut hangat kedatangan siswa siswi GPS (Global Prestasi School) di hari 17 Februari 2025. Mulai dari hari itu, siswa siswi akan melaksanakan kegiatan local immersion di Desa Buntu. Nereka tinggal di rumah warga setempat dan ikut kegiatan mereka sehari-hari, murid GPS akan menganalisa dan belajar gaya hidup warga desa, juga dengan harapan mereka bisa belajar untuk bersyukur atas apa yang sudah mereka punya. Selain itu, kami juga membuka posyandu untuk membantu balita/lansia, dan juga mengajar murid-murid di SD Desa Buntu.
Murid GPS berbaris bersama murid SDN Buntu di lapangan upacara mereka.
Desa Buntu dikenal dengan upayanya dalam menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Dengan pemandangan alam yang luar biasa dan potensi pertanian yang kaya, Desa Buntu mulai mendapatkan penghargaan dan mengembangkan sektor pariwisata yang berkaitan dengan alam. Desa ini juga berhasil menjaga dan mempromosikan budaya lokalnya lewat budaya dan festival adat. Hal-hal ini mampu menarik wisatawan domestik bahkan mancanegara. Gak heran GPS milih desa ini buat program local immersion-nya.
Karena letaknya yang berbukit tinggi, desa ini jadi tempat yang cocok untuk para petani bercocok tanam. Mayoritas orang di sini memang bertani. Orang tua asuh saya, Bapak Juwandi, punya ladang yang cuma 15 menit jalan kaki dari rumah. Ladangnya cukup luas buat nanem macam-macam sayuran dan buah. Saya dan teman saya sempat metik cabai, kentang, pisang, labu, dan jambu. Selain dari hasil tanam sendiri, warga juga bisa digaji kalau bantu urus ladang tetangganya---bukti nyata kalau solidaritas dan rasa kesaudaraan di Desa Buntu itu kuat banget.
Soal keberagaman agama juga menarik dan beragam. Mayoritas Muslim (NU dan Muhammadiyah), mau Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha juga ada. Vihara dan gereja gampang ditemuin. Walaupun beda-beda, mereka tetap rukun dan kerja sama. Ini adalah contoh yang patut ditiru untuk warga Indonesia agar mempertahankan persatuan kita.
Setelah melakukan tugas kita dan semua acara kegiatan untuk warga warga di Desa Buntu, kita juga pastinya memberi kunjugan ke beberapa tempat/landmark yang menarik di sekitarnya. Kami mempunyai kesempatan untuk melihat Kawah Sikidang, Kompleks Candi Dieng, dan juga beberapa tempat wisata disekitaran.
Sebagai siswa GPS, saya merasa kegiatan local immersion ini sangat berharga. Saya bisa mempunyai kesempatan untuk belajar gaya hidup warga, menghargai keragaman, dan pastinya belajar untuk lebih bersyukur. Pemandangan indah di Dieng, Wonosobo.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI