Lihat ke Halaman Asli

Charles Sugiarto Sitorus

Chairman of the Board of Bangun Nusa Bangsa Foundation

Kekecewaan dan Kemarahan Rakyat Indonesia Terhadap Pemerintah adalah Akumulasi dari Berbagai Macam Isu

Diperbarui: 10 September 2025   15:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KEKECEWAAN DAN KEMARAHAN RAKYAT INDONESIA TERHADAP PEMERINTAH ADALAH AKUMULASI DARI BERBAGAI MACAM ISU

Kekecewaan dan kemarahan rakyat Indonesia terhadap pemerintah adalah akumulasi dari berbagai isu yang sudah lama terpendam. Perasaan ini muncul dari ketidaksesuaian antara harapan dan realita yang mereka alami sehari-hari. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa rakyat Indonesia merasa kecewa dan marah pada pemerintah:

1. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi

  • Kesenjangan Kaya dan Miskin: Jurang antara kelompok kaya dan miskin semakin lebar. Harga kebutuhan pokok terus naik, sementara upah pekerja terasa stagnan. Hal ini membuat sebagian besar rakyat merasa "kemajuan" hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang yang punya akses dan kekuasaan ekonomi.

  • Kebijakan yang tidak pro-rakyat: Banyak kebijakan pemerintah dinilai tidak berpihak pada rakyat kecil, seperti isu kenaikan tunjangan pejabat dan rangkap jabatan. Kebijakan ini dianggap tidak adil di tengah kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat, yang menyebabkan daya beli menurun dan tingkat pengangguran meningkat.

2. Isu Hukum dan Birokrasi

  • Penegakan Hukum yang Tidak Konsisten: Rakyat melihat adanya ketidakadilan dalam proses hukum. Kasus-kasus besar, terutama yang melibatkan pejabat dan politisi, seringkali tidak tuntas atau penanganannya terkesan lambat. Sementara itu, rakyat kecil yang melakukan kesalahan sepele bisa langsung diproses hukum.

  • Korupsi yang Merajalela: Kasus korupsi yang terus-menerus terjadi, bahkan melibatkan pejabat tinggi, menambah kekecewaan publik. Korupsi ini dianggap sebagai akar masalah yang menghambat pembangunan dan menyebabkan uang rakyat tidak sampai pada mereka yang membutuhkan.

  • Birokrasi yang Sulit: Birokrasi yang berbelit dan kurang transparan membuat masyarakat kesulitan dalam mengurus berbagai keperluan, mulai dari perizinan hingga layanan publik. Hal ini memperkuat pandangan bahwa sistem politik dan pemerintahan lebih melayani kepentingan elit daripada rakyat.

3. Ketidakpercayaan pada Lembaga Negara

  • Arogansi Politisi: Sebagian politisi dianggap arogan dan tidak memiliki empati terhadap penderitaan rakyat. Pernyataan mereka yang dinilai peyoratif atau meremehkan kritik publik sering memicu kemarahan.

  • Reaksi Represif Aparat: Penggunaan kekerasan berlebihan oleh aparat kepolisian dalam menghadapi demonstran menjadi pemicu kemarahan yang besar. Aksi ini tidak hanya melanggar hak asasi manusia, tetapi juga menunjukkan adanya pembungkaman terhadap suara rakyat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline