Lihat ke Halaman Asli

Tety Polmasari

hanya ibu rumah tangga biasa

Digigit Kucing? Harus Vaksinasi AntiRabies? Begini Penanganannya

Diperbarui: 27 September 2025   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi

Rabu kemarin, saya digigit kucing, entah kucing siapa. Kucing tetanggakah atau kucing kampung yang berdekatan dengan perumahan saya tinggal. Gara-garanya, kucing yang berwarna orens ini berkelahi dengan kucing saya.

Kucing saya yang namanya Mimi, dengan kucing orens yang entah namanya siapa, memang bagaikan Tom and Jerry. Setiap bertemu kucing saya, si kucing orens ini selalu cari gara-gara. Mengeong-ngeong menantang dengan suara tingginya itu. Mengeong-ngeong yang berulang.

Terkadang si kucing orens itu, sudah menampakkan diri di teras rumah. Kalau saya lengah, itu kucing bisa nyelonong boy, masuk dan mencari keributan dengan si Mimi. Terkadang nangkring di sela jendela dan mengeong-ngeong.

Entah apakah si Orens, sebut saja begitu, memang lagi birahi dan ingin menyalurkan birahinya pada Mimi? Mungkin Mimi tidak mau sama si Orens ini. Bukan levelnya, barangkali. Sok jual mahal. Atau memang si Mimi tidak ada hasrat karena memang sudah disteril? Atau si Orens memang hobi cari keributan?

Rabu itu, ketika saya sedang mengetik di ruang tamu, tiba-tiba Mimi dan Orens berantem di ruang makan. Mimi terlihat berlindung di bawah tangga. Sementara si Orens terus menggeram, mendesis, dan jeritan melengking. Postur tubuhnya terlihat tegang, bulu mengembang. Bersiap mencakar atau menggigit.

Karena berisik, saya coba melerainya. Kebetulan anak ketiga saya sakit dan sedang beristirahat di kamarnya. Suami saya juga sedang tidur. Saya usir-usir, tidak mempan juga. Saya lalu angkat si Orens, eh tangan kanan saya dicakar dan digigit dengan posisi dia menggantung!

Tentu saja sakit luar biasa. Darah bercucuran di tangan saya. Perih dan pedih. Kemudian tangan kanan saya yang luka itu, saya cuci di bawah air mengalir. Mungkin sekitar 5 menit. Lalu saya olesi dengan minyak tawon. Cenat cenut, cenat cenut.

Tiba-tiba saya khawatir terkena rabies. Terlebih pada 28 September diperingati sebagai Hari Rabies Sedunia. Secara sepintas saya tidak melihat gejala rabies di kucing Orens itu. Tidak terlihat air liur berlebih yang menetes atau mulutnya berbusa sebagai salah satu tanda hewan terkena rabies.

Namun, tetap saja saya khawatir. Rasa sakit yang nyut-nyutan itu bisa saya tahan, tapi saya tidak bisa menahan rasa khawatir saya. Kalau saya terinfeksi rabies, bagaimana?

Terbayang saya mengalami kondisi seperti orang yang terkena rabies yang saya lihat di video TikTok. Kemudian akhirnya tidak bisa ditangani. Oh, tidak!!! Kalau saya mati, bagaimana? Nasib anak-anak saya, bagaimana? Akan kehilangan sosok ibu dong?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline