Lihat ke Halaman Asli

Marjono Eswe

Tukang Ketik Biasa

Lima Tahun Gerakan Revolusi Mental

Diperbarui: 1 September 2020   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo bersiap memimpin rapat terbatas (ratas) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (7/7/2020). Ratas tersebut membahas percepatan pembangunan program strategis nasional Jalan Tol Sumatera dan Tol Cisumdawu (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Indonesia sudah beberapa waktu lama terkontaminasi praktik-praktik yang tidak jujur dan bertanggung jawab dalam menghela roda pembangunan bangsa, sehingga acap kehilangan nilai-nilai integritas.

Dalam bidang perekonomian, Indonesia masih harus berlari kencang mengejar negara-negara lain, karena itu penting menguatkan etos kerja, daya juang, daya saing, semangat mandiri, kreatifitas dan semangat inovatif.

Sebagai bangsa, Indonesia tak boleh luntur identitasnya, yaitu bangsa Indonesia mempunyai karakter yang kuat, semangat gotong royong, dan saling bekerja sama.

Revolusi Mental pertama kali dicetuskan Presiden RI, Ir. Soekarno, dalam pidato kenegaraan memperingati Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1957, yang kemudian dikenal dengan sebutan Tri Sakti. Berdaulat secara politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Selanjutnya, pasca terpilih Presiden Pak Jokowi menerbitkan Inpres Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental yang ditandatangani pada Desember 2016 

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla telah mencanangkan program "Nawa Cita", dimana dalam Nawa Cita ke 8 revolusi karakter bangsa dipandang penting dan harus segera dilaksanakan guna menjawab tuntutan masyarakat".

Meski sudah lima tahun dan gemanya ada di mana-mana, revolusi mental belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh masyarakat. Tanyakan pada siapa saja, anak-anak kecil hingga orang dewasa, petani, buruh, pengusaha, guru, siswa, mahasiswa semua tentu pernah mendengar revolusi Mental.

Tetapi apakah mereka tahu secara persis. Belum tentu. Dan kemudian apakah masyarakat juga sudah melakukan dan mera-sakan manfaat dari gerakan ini ? Belum sepenuhnya.

Bagi penulis kata kunci revolusi mental adalah perubahan secara cepat dan harus luar biasa. Semua bisa berubah kearah yang lebih baik dan memberikan kebermanfaatan luar biasa bagi masyarakat, bangsa dan negara. Revolusi Mental adalah Perubahan dalam kesatuan terhadap pola pikir, ucapan dan tindakan.

Jadi, hari ini yang penting untuk dilakukan adalah bagaimana kita mampu berkarya nyata dan berbuat baik di lingkungan masing-masing serta menjadi teladan bagi lingkungan masyarakat sekitarnya.

Dengan Revolusi mental sama halnya kita bergerak menuju perubahan substansial, bukan suatu operasi tambal sulam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline