Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi beras di Indonesia cukup tinggi, dengan rata-rata konsumsi per kapita per tahun sekitar 110 kg per orang. Konsumsi beras di Indonesia dapat dikatakan sebagai salah satu yang tertinggi di dunia.
Hal ini didukung oleh fakta bahwa hampir 80% dari jumlah penduduk Indonesia mengonsumsi beras setiap hari. Selain itu, beras juga menjadi bahan pangan utama bagi masyarakat Indonesia sejak berabad-abad yang lalu.
Konsumsi beras di Indonesia cenderung stabil dari tahun ke tahun, meskipun ada beberapa fluktuasi dalam jumlah konsumsi. Namun, dengan adanya upaya-upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras, diharapkan konsumsi beras di Indonesia akan menurun dalam jangka panjang.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras, masyarakat dapat melakukan beberapa upaya, di antaranya adalah dengan mengonsumsi karbohidrat alternatif seperti jagung, kentang, atau singkong sebagai pengganti beras yang dapat membantu meningkatkan konsumsi serat yang baik bagi kesehatan. Selain itu, penanaman sayuran dan buah-buahan di rumah dapat membantu masyarakat untuk mengurangi konsumsi beras dan meningkatkan konsumsi vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.
Pemerintah dapat ikut berperan dengan mengadakan program promosi makanan sehat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi makanan yang sehat. Pemerintah juga dapat menyediakan bantuan kepada petani untuk diversifikasi tanaman pangan yang ditanam, sehingga petani dapat menanam tanaman lain selain beras.
Selain itu, pemerintah juga dapat memfasilitasi pengembangan produk olahan dari bahan-bahan lain selain beras, seperti tepung jagung atau tepung kentang, yang dapat digunakan sebagai bahan dasar makanan olahan.
Dengan melakukan upaya-upaya tersebut di atas, diharapkan masyarakat Indonesia dapat mengurangi ketergantungan terhadap beras dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.