Lihat ke Halaman Asli

tegarsianipar

"Si Vis Pacem, Para Bellum"

Pengalaman Pertama Mendaki Gunung Sibuatan di Sumatera Utara, Desa Nagalingga

Diperbarui: 3 Oktober 2022   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Penuli Pada Saat di Puncak Gunung Sibuatan (dokumen pribadi)

Pengalaman pertama dalam melakukan suatu hal baru cenderung akan mengakibatkan 2 hal, yang pertama mungkin trauma dan tidak ingin melakukannya lagi entah itu karena takut atau hal lainya, dan yang kedua adalah Takjub, terkesima yang menimbulkan perasaan bahagia dan berharap suatu saat bisa mengulangi pengalaman tersebut lagi.

Dalam hal ini saya akan menceritakan pengalaman saya, pertama kali ketika mendaki gunung sibuatan. Gunung sibuatan sendiri terletak di provinsi sumatera utara, tepatnya di kecamatan merek, desa nagalingga.

Untuk mendaki ke gunung ini terdapat 2 jalur sebagai jalur pendakian, yang pertama jalur via nagalingga dan yang kedua jalur via pancur batu. Pendakian pertama yang saya lakukan berdua bersama teman saya josua ini kami melalui jalur desa nagalingga, kami memilih jalur ini karena jalur ini merupakan jalur pertama yang ditemukan untuk mendaki ke puncak gunung sibuatan.

Teman saya josua yang sudah mendaki gunung ini sampai 12 kali juga mengatakan bahwa jalur via desa nagalingga merupakan jalur paling menantang dan puncak nya juga paling indah apabila kita ingin mendaki gunung sibuatan, saya yang baru pertama kali mendaki ya ikut saja apa yang disarankan teman saya ini. 

Kami berangkat dari medan ke desa nagalingga di kecamatan merek dengan mengendarai sepeda motor honda vario 125, perjalanan kami menempuh waktu 3,5 jam sudah ikut waktu istirahat di beberapa tempat.

Kami berangkat mendaki mulai jam 08.30 Wib, dari desa nagalingga menuju pintu rimba. Pintu rimba merupakan gerbang pertama atau pintu pertama untuk masuk ke jalur pendakian gunung sibuatan menuju shelter 1. Kami sampai di pintu rumba pukul 08.50 Wib, kemudian 10 menit kami gunakan untuk packing barang-barang yang kami bawa kami rapikan ke tas carrier kami.

Dalam hal melakukan packing barang sebelum pendakian, saya mengenal istilah baru dari teman saya josua, yaitu 'packing basah', yang artinya kita membungkus setiap barang bawakan kita kedalam kantong plastik asoy supaya menghindari basah apabila hujan pada saat pendakian.

Pukul 09.00 Wib, kami mulai melakukan pendakian dari pintu rimba menuju shelter 1 dengan langkah yang santai karena masih menyesuaikan detak jantung dan jalur pendakian. 

Saya mendapat pengalaman dan pelajaran baru, bahwa jalur pendakian gunung sibuatan ternyata sangat menantang menurut saya, karena jalur nya yang sangat terjal, tanah bertumpuk-tumpuk seperti anak tangga terus menguras tenaga dan napas karena jalurnya terus menanjak naik dari pintu rimba sampai ke shelter 1.

Singkat cerita dari shelter 1 sampai ke shelter 2 berjalan dengan baik, tekstur jalur berubah dari tanah, dipenuhi dengan jalur berlumpur disertai dengan akar-akar pohon yang besar dan licin. Disini juga saya baru tahu tentang sebutan 'Hutan lumut', karena semua akar, batang dan ranting pohon disekeliling kami diselimuti dengan lumut hijau. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline