Lihat ke Halaman Asli

TauRa

TERVERIFIKASI

Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Dear All, Pahami 4 Cara Mengatasi Miskomunikasi

Diperbarui: 21 Agustus 2020   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : Miskomunikasi bisa terjadi kapan saja (sumber:talenta.co)

Baru-baru kita mendengar sebuah berita viral tentang miskomunikasi yang terjadi antara seorang mahasiswa dengan seorang dosen. Singkatnya, si Mahasiswa yang sudah mengirimkan skripsi perbaikannya dan mengirimkan pesan kepada dosennya untuk menanyakan kelanjutan skripsinya, dan mendadak dosen agak emosi dan mengatakan "Lho kok kamu yang mengatur saya, etika kamu dimana.." dan seterusnya.

Mungkin tidak ada niat buruk dari kedua belah pihak dalam hal ini. Si Mahasiswa punya niat yang baik, pun demikian si Dosen bisa jadi tidak bermaksud buruk. Tetapi tentu, jika harus ada yang "disalahkan" dalam hal ini, maka bisa jadi adalah alur komunikasi yang tersumbat hingga menyebabkan miskomunikasi yang berujung pada pembentukan opini masing-masing tentang pribadi mereka.

Si Mahasiswa akan berpikir bahwa si Dosen nya begitu, dan Si Dosen bisa jadi akan berpikir kalau mahasiswanya begini dan begitu seterusnya. Hal ini sekali lagi dipicu karena tersumbatnya alur komunikasi yang menyebabkan miskomunikasi antar kedua belah pihak.

Pertanyaan selanjutnya adalah, adakah cara atau solusi sederhana untuk mengatasi hal ini? Tentu saja semua masalah ada solusinya, dan kali ini kita akan coba ulas bagaimana cara mengatasi miskomunikasi ini, seperti contoh di atas. Berikut adalah caranya :

1. Pahami Gaya Komunikasi Antar Generasi

Jika gaya komunikasi milenial cenderung direct, tidak suka bertele-tele dan langsung ke inti permasalahan, maka tidak demikian dengan para senior atau generasi di atasnya (Generasi X dan diatasnya). Generasi X (kelahiran antara tahun 1965-1980) tentu lebih senang "pujian komunikasi" terlebih dahulu sebelum masuk ke inti pembicaraan.

Nah, Melenial atau dibawahnya, terkadang kurang memahami hal ini sehingga sering terjadi miskomunikasi dalam berbagai hal. Solusi pertama ini adalah mendorong setiap kita untuk belajar dan mempelajari dengan siapa kita akan berbicara, karena gaya komunikasinya akan berbeda di setiap generasi.

Setelah kita paham, maka kita gunakan pendekatan bahasa komunikasi mereka, dan yakinlah, jurang pemisah komunikasi itu akan hilang karena antara komunikator dan komunikan sudah saling memahami. Memahami adalah kata kuncinya.

Jadi, kalau mau tidak terjadi miskomunikasi, cara pertama adalah mari kita belajar komunikasi generasi yang berbeda dengan kita.

2. Belajar Memperbaiki Diri

Setelah paham gaya bahasa dalam berkomunikasi masing-masing generasi, langkah selanjutnya adalah kita harus belajar dan membiasakan diri bagaimana mereka berkomunikasi, khususnya jika memang rutin akan berkomunikasi dengan mereka.

Tidak mudah untuk langsung bisa mengubah cara komunikasi kita dengan cara komunikasi generasi lain. Butuh waktu untuk mempelajarinya. Teruslah belajar dan berlatih, bila perlu lebih sering bergaul dengan mereka (dalam artian positif) untuk lebih mengenal karakter mereka dalam berkomunikasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline