Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dear All, Pahami 4 Cara Mengatasi Miskomunikasi

21 Agustus 2020   16:12 Diperbarui: 21 Agustus 2020   16:04 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Miskomunikasi bisa terjadi kapan saja (sumber:talenta.co)

Dengan melakukan hal ini, maka kemungkinan untuk terjadinya miskomunikasi akan semakin kecil bahkan hilang.

3. Pahami Kondisi Psikologis Orang Lain

Meskipun gaya komunikasi antar generasi kita sudah paham, terus belajar cara melakukannya agar tidak terjadi miskomunikasi, tetapi kita tidak paham kondisi psikologis lawan bicara kita, maka potensi miskomunikasi tetap ada.

Perhatikan apakah lawan bicara kita apakah sedang senang, banyak pikiran, sedang berantem dengan anak, sedang istirahat dan lain sebagainya. Jika kita tahu kondisi psikologis lawan bicara kita, maka potensi terjadinya miskomunikasi akan semakin kecil bahkan menghilang.

Jadi, mulai sekarang, sebelum mengajak diskusi dan berkomunikasi dengan seseorang, mulailah cari tahu sisi psikologisnya dan yakinlah kalau komunikasi pasti akan lebih menyenangkan dan sesuai dengan tujuan yang kita harapkan.

4. Ketika Sudah Terjadi Ketegangan, Ambil Jeda

Meskipun sudah melakukan persiapan 1-3 dengan baik, tetap ada saja potensi miskomunikasi, apalagi karena kita melakukan komunikasinya secara online atau selain berhadapan (face to face).

Jika ternyata tetap terjadi ketegangan akibat komunikasi ini yang bisa berujung dengan marahan, saling benci dan seterusnya, maka pada saat ketegangan itu terjadi, segera putuskan untuk berhenti dulu berkomunikasi, ambil jeda.

Emosi jika dilawan dengan emosi tentu akan menjadi api yang besar. Dan Syeitan akan sangat senang melihat dua orang bertengkar. Untuk itu, sabar dan ambil jeda sesaat. Ambil minuman, ambil kopi Anda dan minum air dingin Anda. Jeda bisa menurunkan tensi diri sesaat.

Ketika semuanya sudah lebih baik (15-30 menit kemudian), maka mulai berkomunikasi kembali dengan suasana yang baru dan lebih tenang. Kalau memang waktu jeda yang dibutuhkan lebih lama, silakan sesuaikan saja dengan kebutuhan Anda, intinya ambil nafas dulu sebelum melanjutkan komunikasi yang meruncing. Yakinlah, hal ini akan sangat membantu Anda.

Komunikasi adalah seni, karena seni, maka butuh teknik yang tepat dalam melakukannya. Bukankah lagu tidak akan indah jika semuanya menggunakan notasi "Do", atau "Re", tetapi akan menjadi indah jika notasi-notasi itu digabungkan dan dikombinasikan hingga menjadi sebuah lagu.

Komunikasi juga demikian, ada banyak unsur yang harus kita pahami dan masukkan kedalam komunikasi itu sendiri agar pesan yang kita sampaikan bisa dipahami dengan baik oleh lawan bicara kita dan pada akhirnya akan hilanglah miskomunikasi yang merugikan banyak pihak itu. 

Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun