Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Bahtera Nuh

Diperbarui: 28 Desember 2021   06:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bahtera Nuh
*****

Hujan dan badai menerjang,  berhari-bermalam. Bahkan bumi memecah mengeluarkan tumpahan airnya.

Nuh menaiki gelombang
di celah itu dia memanggil anaknya:
Mari naik, anakku,  tiada penolong hari ini kecuali Dia. 

Tidak,  aku akan mencapai gunung  di sebelah sana,  aku akan selamat. 

Anaknya dimakan ombak

Dari bahtera Nuh itu
masa lalu kita terekam
menjadi puak puak, suku-suku,
membawa segala benih, juga benih sulbi. 

sebagian tumbuh,
sebagian tenggelam
mengikuti Kanaan
dimakan gelombang tinggi

BACA JUGA :https://www.kompasiana.com/taufiqsentana9808/6117330c06310e0651530d92/nuh-kapal-dan-kita

*****

Catatan tambahan:

1. (Rplka) Ats Tsauri mengatakan, Allah memerintahkannya untuk membuat bahtera dengan panjang 80 hasta dan lebar 50 hasta, mengecat bagian dalam dan luar bahtera, serta membuat dada kapal yang berfungsi untuk membelah air.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline