Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Membangkitkan Nasionalisme Tanpa Kebencian

Diperbarui: 21 Oktober 2023   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

IDN Times 

Korean Indonesia Film Festival 2023 baru digelar lagi.  Saya tentu saja tidak melewatkan momen ini untuk menyaksikan beberapa film yang ditayangkan. 

Salah satunya adalah film drama musikal yang mengisahkan  tentang perjuangan Korea ketika dijajah Jepang pada awal abad ke 20 lalu.  Sebuah film yang sangat menginspirasi dan sempat mengaduk-aduk emosi penonton dengan alunan lagu lagu yang penuh semangat.

Kisahnya tentang  An Jeung Geun, seorang letnan Jendral  dalam Tentara Kemerdekaan Korea yang bersumpah untuk membunuh  Ito  Hirobuni, Resdent General pemerintah Jepang di Korea dan juga perdana menteri pertama Jepang.   

Cita -cita ini pun tercapai ketika Ahn berhasil menembak Ito di stasiun kereta api Harbin di Manchuria, Tiongkok pada  26 Oktober 1909 yang kemudian menyebabkan An dan teman temannya ditangkap oleh Jepang.

Akhirnya An diadili dan dihukum mati di penjara Lushun di Tiongkok. Namun adegan yang sangat menyayat hati adalah ketika An menolak rencana banding dan juga ibunya mengirimi surat terakhir kepada Thomas alias An dan menyarankan agar dia jangan mengemis nyawa kepada Jepang.

Di dalam penjara ini selama satu hari sebelum eksekusi An sempat bercakap cakap dengan salah seorang Sipir dan menyatakan bahwa dia sama sekali tidak membenci Jepang. Yang dia benci adalah keserakahan orang orang yang mengakibatkan penjajahan Jepang atas Korea.

Semangat dan idiologi pahlawan An ini sangat menginspirasi. Dia telah membangkitkan semangat nasionalisme Korea namun sama sekali tidak membangkitkan semangat kebencian.

An akhirnya di eksekusi pada Maret 1910 dan dalam pesannya dia minta dikebumikan di Harbin dan baru mau dipindahkan jasadnya ke Korea jika negerimu sudah merdeka. Namun di akhir film disebutkan bahwa makam Ahn hingga saat ini tidak diketahui tempatnya dan jasadnya tidak bisa dipindahkan ke Korea. 

Pesan yang disampaikan dalam film ini masih sangat relevan hingga saat ini di mana banyak sekali perang konflik dan tragedi kemanusiaan yang tidak pernah berakhir karena kita sebagai manusia selalu diajarkan untuk membenci.

An hingga saat ini dianggap sebagai martir dan pahlawan baik di Korea utara maupun di Korea Selatan. Bahkan ada tugu peringatan untuk mengenang An di stasiun Harbin.. Akan tetapi di Jepang An tetap dianggap sebagai  kriminal dan teroris yang telah membunuh seorang pejabat tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline