Menulis tentang kegiatan literasi yang dilaksanakan di sekolah kami, bagi saya tidak penah merasa bosan. Karena mengalami sendiri, sehingga banyak hal yang bisa diceritakan.
Kegiatan yang diikuti oleh tim literasi dalam mengikuti tantangan GLN Gareulis Jabar berlangsung selama satu tahun, dan ada salah satu tantangan yang harus kami penuhi yaitu membuat buku antologi.
Karena tebal buku yang harus dibuat minimal 100 halaman, maka kesepakatan dengan anggota tim yang lain buku yang akan dibuat adalah antologi cerpen. Setiap anggota tim literasi diminta untuk membuat satu buah cerpen.
Dalam tim literasi terdiri dari satu orang wakil kepala sekolah, satu orang guru, lima orang siswa, satu perwakilan orang tua dan satu perwakilan komite sekolah. Wakil kepala sekolah merupakan pengajar Matematika, sedangkan satu orang guru yang bergabung merupakan pengajar Bahasa Indonesia.
Satu orang perwakilan merupakan orang tua dari siswa kelas 7 yang sekarang sudah naik ke kelas 8. Pada saat setahun yang lalu diinformasikan ke orang tua siswa tentang kegiatan literasi, beliaulah yang menyambut baik dan langsung menawarkan diri untuk bergabung di kegiatan ini.
Sedangkan saya walaupun sebagai pengajar IPA di sekolah tetapi mewakili komite sekolah. Bagi pengajar Bahasa Indonesia membuat cerpen itu tidaklah sulit, beda halnya dengan saya dan wakasek yang terbiasa mengajarkan rumus-rumus dan hitungan kepada siswa sehingga pada awalnya mengalami kesulitan.
Tetapi dengan bimbingan dari Ibu Nina Sulistiati sebagai ketua tim literasi SMPN 2 Cibadak yang juga pengajar Bahasa Indonesia, akhirnya semua anggota tim bisa membuat satu cerpen setelah beberapa kali mengalami revisi.
Naskah yang sudah tersusun dikirim ke panitia, dan bukunya terbit di bulan September 2021. Judul bukunya adalah "Goresan Kisah Geulis Snada" dengan No ISBN 978-623-97941-1-8 dan tebal 118 halaman.
Review Buku Goresan Kisah Geulis Snada
Geulis Snada singkatan dari Gerakan Literasi SMPN 2 Cibadak Sabupaten Sukabumi. Dalam buku ini terdapat 9 buah cerpen, yang pertama ditulis oleh Bapak Asep Suryana, M.Pd. Judul cerpennya yaitu "Sebuah Pilihan" mengisahkan tentang anak kembar yang menikmati suka dan duka belajar di rumah pada awal-awal terjadinya pandemi COPID-19.
Cerpen kedua ditulis oleh Ibu Shintawati, S.Pd berjudul "Tepat Waktu", mengisahkan tentang seorang mahasiswa yang sering terlambat datang saat mengikuti salah satu mata kuliah. Ia harus berhadapan dengan dosen yang selalu datang tepat waktu.