Lihat ke Halaman Asli

Tamara Aulia

Former Criminal Law and National Desk News Reporter at Tempo.co

Kisah Pilu di Balik Gemerlap Kesuksesan Youtuber The Wizard Liz

Diperbarui: 11 Agustus 2025   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wizard Liz bersama mantan tunangannya (Sumber: Instagram.com/Landon Nickerson)

 

KOMPASIANA.COM – Perempuan kerap kali diajari untuk menjadi segalanya. Pintar, cantik, keibuan, sukses, mandiri, lembut, kuat, bisa memahami, bisa menerima. Seakan dengan menjadi versi terbaik dari dirinya, ia akan mendapatkan cinta yang layak dan kesetiaan yang setimpal.

Tapi kisah Wizard Liz menampar keras narasi itu. Sosok perempuan yang punya segalanya. Populer, cantik, mandiri secara finansial, disegani jutaan perempuan karena suara bijaknya di media sosial. Namun realitanya, ia tetap mendapatkan pengkhiatan cinta oleh laki-laki yang ia percaya.

Bagi banyak perempuan, Wizard Liz bukan sekadar influencer. Ia adalah "Ruang Aman". Ia bicara tegas tentang self-worth, boundaries, dan mencintai diri tanpa embel-embel klise. Dia tidak menawarkan toxic positivity, justru dia bicara dengan empati yang tegas. Dengan jutaan pengikut di Instagram dan YouTube. Ia menjadi simbol perempuan yang berdaya, perempuan yang tahu apa yang ia inginkan, dan tidak takut menyuarakannya.

Tapi seperti banyak perempuan lainnya, dia juga dicintai oleh orang yang salah, dan seperti banyak perempuan hebat, dia juga dikhianati. 

Wizard Liz sempat bertunangan. Sosok pria yang sedikit banyak dikenal publik, tidak punya kredibilitas setara, namun entah bagaimana berhasil masuk ke kehidupan Liz. Seperti terlalu banyak kisah perempuan hebat lainnya, ia justru dilukai oleh orang yang ia beri kepercayaan penuh.

Diselingkuhi. Di masa paling rentan. Saat sedang hamil. Bayangkan, bahkan perempuan yang luar biasa berpengaruh, berdaya, dan paling tahu nilai dirinya pun tidak kebal terhadap pecundang yang tidak tahu diri. Pria tersebut, bukan hanya tidak setia, tapi juga tidak layak. Ini bukan soal cinta yang gagal. Ini soal karakter laki-laki yang tidak pernah cukup dewasa untuk mencintai perempuan yang tahu siapa dirinya. Ternyata, sempurna bukan jaminan untuk dicintai dengan benar.

Teruntuk para pembaca, sempurnanya Anda sebagai seorang perempuan yang berpendidikan tinggi, berasal dari keluarga baik-baik, memiliki wajah cantik, tubuh ideal, kekayaan, dan popularitas. Hal itu tidak akan pernah menjamin pasangan Anda setia.

Kesetiaan tidak datang karena Anda "cukup baik". Kesetiaan hanya datang dari pasangan yang memiliki integritas. Faktanya tidak semua laki-laki memiliki itu. Untuk perempuan yang pernah mengalami perlakuan mirip seperti Liz atau bahkan saat ini sedang dalam posisi itu. Ini bukan salah Anda, saya ulangi, bukan salah Anda.

Kisah Liz menyadarkan kita bahwa pengkhianatan tidak pernah mencerminkan nilai seorang perempuan. Ia hanya membongkar siapa sebenarnya laki-laki itu. Realita yang pahit untuk laki-laki dalam konteks pengkhiatan cinta ialah kebanyakan dari mereka tidak cukup dewasa, tidak cukup memiliki kapasitas emosi yang stabil, tidak cukup memiliki kapasitas intelektual berpikir yang logis, dan tidak cukup jujur kepada diri mereka bahwa mereka pada dasarnya "tidak percaya diri" dengan dirinya selama ini. 

Wizard Liz tidak jatuh. Ia berdiri kembali. Bukan karena ia tidak merasa sakit, tapi karena ia tahu tidak ada luka dari sosok pecundang yang hanya bisa membuat masalah dikehidupan seorang perempuan yang bernilai tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline