Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Tentang Masyarakat Indonesia yang Literat, Harapan atau Kenyataan?

Diperbarui: 30 Oktober 2022   11:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka

Diskursus tentang pentingnya masyarakat Indonesia literat sering kali dibahas. Slogannya, menuju masyarakat yang literat. Tentu, masyarakat literat bukan hanya soal sadar membaca atau menulis. Bukan pula sebatas kecakapan dalam 6 literasi dasar (baca-tulis, sains, digital, numerasi, finansial, dan budaya-kewargaan.Tapi literasi yang memberdayakan dan mampu memahami realitas kehidupan.

Masyarakat literat adalah masyarakat yang sadar dan mau maju. Sadar akan pentingnya ilmu pengetahuan lalu mampu diimplementasikan dalam kehidupan. Untuk tatanan masyarakat yang lebih aik, lebih maju dari waktu ke waktu untuk seluruh ranah kehidupan, baik sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Maka literasi menjadi "kendaraan" penting untuk disosialisasikan. Karena dengan tingkat literasi yang memadai, maka tingkat pemahaman seseorang dalam mengambil kesimpulan dari informasi yang diterima menjadi lebih baik. Literasi yang mampu menjadikan masyarakat sekitar lebih berdaya, tidak mudah cepat bereaksi. Masyarakat yang tidak gampang menyebarkan hoaks atau ujaran kebencian, serta bijak dalam bermedia sosial.

Literasi, bisa jadi salah satu cara efektif untuk membangun karakter bangsa. Melalui aktivitas positif dan bermanfaat yang ada di masyarakat. Seperti aktivitas taman bacaan masyarakat (TBM) untuk membangun kegemaran membaca anak-anak, di samping lebih dekat dengan buku-buku bacaan sekalipun hidup di era digital. Atas dasar itu, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor terus menjunjung tinggi komitmen dan konsistensi dalam menjalankan proses literasi di taman bacaan. Mulai dari aktivitas baca di taman bacaan, kelas prasekolah, gerakan berantas buta aksara, motor baca keliling, koperasi simpan pinjam, gerakan rajin menabun, literasi digital, literasi finansial. Atas dukungan dari berbagai pihak seperti wali baca, relawan, komunitas, dan CSR korporasi. Tidak kurang dari 250 orang menjadi penggun layanan TBM Lentera Pustaka setiap minggunya. Taman bacaan yang buka 6 hari dalam seminggu.

Hari ini, mewujudkan masyarakat Indonesia yang literat bukan hanya penting, Tapi mendesak agar tercipta tatanan masyarakat yang mampu memahami realitas, menerima perbedaaan, dan tidak menjadi "budak" media sosial apalagi gawai. Karena masyarakat literat lebih kental dengan ciri-ciri seperti:

1. Terhindar dari hoaks dan ujaran kebencian

2. Berlaku ramah dan sopan santu kepada sesama

3. Menjadikan ilmu pengetahuan lebih bermanfaat untuk orang lain

4. Membangun semangat kebersamaan untuk maju

5. Memiliki empati dan peduli kepada sesama dan lingkungan

Masyarakat literat, pasti sadar. Untuk selalu meningkatkan pengetahuan masyarakat yang bermanfaat. Selalu paham dan sadar untuk mengambil keputusan yang berpihak kepada kemaslahatan orang banyak. Tidak egois, tidak destruktif dalam hal apapun. Masyarakat yang literat adalah masyarakat yang memiliki jiwa literasi, dalam sikap dan perilaku keseharian. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline