Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Awali 2022, Tiga PT Kolaborasi PkM Tingkatkan Kepemimpinan Guru

Diperbarui: 8 Januari 2022   22:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Unpak

Menjejak tahun 2022 ini, tiga perguruan tinggi lakukan kolaborasi dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertema "Peningkatan Kualitas Manajemen Kelas melalui Implementasi Kepemimpinan Situasional (Situational Leadership) dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar" pada 6-7 Januari 2022 di SDN 1 Mandalajaya,  Kec. Maleber, Kab.  Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan ini diikuti puluhan guru dari berbagai sekolah dasar.
 
Bertindak sebagai narasumber dari 3 perguruan tinggi, yaitu 1) Dr. Donna Sampaleng, M.Pd.K dari STT IKAT Jakarta, 2) Dr. Baharuddin, M.Pd., dari Universitas Islam 45 Bekasi, dan 3) Dr. Yuyun Elizabeth Patras, M.Pd., dan Dr. Rais Hidayat, M.Pd., dari Universitas Pakuan Bogor yang  juga adalah  Pelatih Ahli Sekolah Penggerak. Adapun materi yang dipaparkan berkaitan dengan pentingnya  kepemimpinan guru yang mencakup: 1) Tantangan Pembelajaran abad 21, Era Industri 4.0, Society 5.0  dan Pandemi Covid 19, 20 Manajemen Kelas Berorientasi Keterampilan Abad 21, 3) Implementasi Kepemimpinan Situasional (Situational Leadership) dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar, dan 4) Praktik Manajemen Kelas Berbasis Kepemimpinan Situasional.

Dr. Donna Sampaleng menegaskan bahwa kepemimpinan guru perlu diperkuat karena tantangan di abad 21 dan industri 4.0 semakin berat. "Guru yang memiliki kepemimpinan yang kuat akan mampu memengaruhi peserta didik untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan di abad 21," ujar doktor majamen pendidikan lulusan Universitas Negeri Jakarta yang meneliti mutu terpadu pendidikan ini.
 
Arti penting kepemimpinan guru juga disampaikan oleh Dr. Baharuddin. Menurut pria kelahiran Makasar ini, agar guru efektif dalam melaksanakan kepemimpin di dalam kelasnya, maka guru harus menguasai berbagai teori kepemimpinan, khususnya kepemimpinan situasional. "Guru harus tahu memperlakukan peserta didik sesuai kematangannya sehingga tidak menyamaratakan perlakuan, itulah kepemimpinan yang harus dikuasai guru," tegas dosen Unisma 45 Bekasi ini.
Sementara itu, Dr. Yuyun Elizabeth Patras memberikan praktik nyata bagaimana mengimplementasikan kepemimpinan situasional di dalam kelas. Pada sesi ini beberapa simulasi penanganan peserta didik sesuai kematangannya dengan detail dibahas dan dipraktikan. "Bapak Ibu guru jangan lagi memperlakukan peserta didik dengan cara yang sama, karena mereka memiliki kematangan yang berbeda-beda, itulah yang disebut pembelajaran terdeferensiasi," ujar wanita kelahiran Ternate ini.
Pada sesi penutup, Dr. Rais Hidayat menyampaikan bahwa kegiatan PKM sangat penting untuk membangun kolaborasi antara perguruan tinggi dengan sekolah dasar sebagai ujung tombak pendidikan. Melalui kegiatan PKM, maka perguruan tinggi menjadi menara air yang mampu memberikan manfaat bagi masyarakat. "Semoga kegiatan ini bermanfaat untuk peningkatan mutu pendidikan," ujar pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat ini.

Dalam kesempatan ini, kolaborasi PKM dari 3 perguruan tinggi ini pun memberikan tali kasih berupa uang tunai untuk memperbaiki toilet dan taman sekolah. Selain berjalan lancar, para guru yang menjadi peserta pun sangat antusias. Bahwa kegiatan pelatihan kepemimpinan guru ini sangat tepat dan perlu dilakukan secara berkelanjutan. "Kami mewakili guru-guru di sini sangat senang dengan kegaiatan pelatihan ini, sangat kami tunggu kegiatan lanjutanya," ujar Wawan Arusdiawan, S.Pd., guru SDN Giriwaringin, Kec. Maleber.

Sumber: Unpak




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline