Lihat ke Halaman Asli

Suyito Basuki

TERVERIFIKASI

Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Tegar Menjadi Pelajar Perantau

Diperbarui: 28 Juni 2022   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mahasiswa rantau (Sumber: Jawahir Gustav Rizal via Kompas.com)

Tegar Menjadi Pelajar Perantau

Oleh: Suyito Basuki

Sejak saya lulus dari SMP, saya memang ingin sekolah di luar kota. Meski di Semarang, kota asal saya ada SMA dan SPG (Sekolah Pendidikan Guru), tetapi saya mendaftar di SMA Tengaran Kabupaten Semarang dan di SPG Negeri di kota Salatiga. 

Saya diterima di SPGN Salatiga tahun ajaran 1980/1981. Saya senang sekali karena itulah keinginan saya bisa belajar di luar kota dan sekaligus belajar hidup mandiri jauh dari orang tua.

Salatiga memang kota yang mendebarkan bagi saya. Saya lahir di Salatiga dan banyak sanak famili yang tinggal di kota Salatiga dan sekitarnya. 

Keluarga besar kami berasal dari daerah Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang berdekatan dengan Kodya Salatiga. Kami sering menyebutnya Suruh-Salatiga.

Lulus dari SPGN Salatiga, saya melanjutkan kuliah di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semula memang hanya ingin menjadi guru SD, tetapi tiba-tiba saja berkeinginan menjadi guru sekolah menengah. 

Hal ini gara-gara dipicu oleh pemikiran, betapa lebih santainya ya hidup menjadi guru sekolah menengah daripada menjadi guru SD? Pasalnya, suatu ketika pelajaran matematika.

Pak Untung guru kami setelah menulis soal di papan tulis, sementara murid-murid mengerjakan, dia duduk di belakang sambil bermain harmonika. Betapa santainya. 

Jika dibanding mengajar di SD apalagi di TK, harus telaten dengan anak didik. Baik di SD maupun di TK, saya sudah pernah praktek mengajar di sana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline