Lihat ke Halaman Asli

Anton Surya

Pengelana

Ojek Milenial, Sebuah Profesi yang Menjanjikan

Diperbarui: 22 Agustus 2021   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Alinea.id

SSepintas judul itu kelihatan mengada-ada, tapi ini terjadi dalam kenyataan ditempat kami tinggal. Sebut saja dia, Reno, seorang remaja yang baru lulus SMA. Dia menolak untuk melanjutkan untuk meneruskan ke bangku kuliah meski orang tuanya mampu secara ekonomi untuk membiayai.

Bisa dipastikan timbul kekuatiran dibenak orang tua mereka tentang masa depan anaknya, lebih parahnya lagi jika Reno mengungkapkan dia ingin menjadi tukang ojek. Profesi tukang dilihat sebagai profesi tidak menjanjikan sebagai tumpuan kehidupan dimasa depan.

Tetapi Reno tidak putus ada untuk meyakinkan orang tuanya. Dia memulai menjadi tukang ojek umumnya dengan mencari penumpang di pasar dan terminal. Tetapi sebagai anak milenial yang sudah mengenal dunia digital melalui gadget, Reno mencoba melihat celah lain dari ojek. 

Dia membuka jasa layanan baru yaitu berupa pesan antar makanan serta belanjaan yang selama ini belum ada didaerah kami. Dia bersedia membelikan belanjaan pemesan dengan biaya antar berkisar Rp. 10.000 hingga Rp. 20.000 tergantung jarak. Tentu saja dia juga bersedia dipanggil via Whatsup untuk mengantar penumpang menuju tujuan masing-masing.

Mungkin layanan ini sudah diterapkan oleh banyak aplikasi di kota-kota besar, tetapi untuk masuk ke kota kami rasanya sulit karena kecilnya pangsa pasar yang ada. 

Jumlah seluruh penduduk Kabupaten Sekadau kira-kira 210.000 dengan luas 5,444 kilometer persegi, sehingga kepadatanya hanya sekitar 39/km yang terpencar-pencar ke berbagai sudut. Melihat data tersebut rasanya sulit untuk aplikator besar bisa masuk karena tidak menguntungkan.

Reno mencoba memasarkan jasanya melalui grup-grup media sosial lokal. Awalnya respon yang didapatkan hanya sedikit tetapi seiring dengan berjalanya waktu, Dia kemudian mulai bisa mengumpulkan pelanggan. Menurut penuturanya kini dia terbilang sibuk, mulai buka layanan jam 06.00 pagi hingga 22.00. 

Dia selalu sibuk melayani pesanan antar. Reno kemudian mengajak beberapa rekanya untuk bergabung sekedar berbagi pekerjaan. Menurut penuturanya penghasilan harianya berkisar diatas 200 ribu perhari bahkan pada hari sibuk dia bisa mendapatkan hingga 500 ribu. Tentu itu bukan penghasilan yang besar untuk ukuran tempat kami.

Mungkin kita menilai jika profesi tukang ojek sepintas tidak menjanjikan harapan untuk menopang kehidupan tetapi jika dilakukan dengan penuh kreatifitas maka semua bisa menjadi profesi yang sangat menjanjikan. 

Kita melihat dari Gojek dan Grab yang mampu mengubah profesi "ecek-ecek" menjadi bisnis dengan kapitalisasi besar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline