Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat

Debat Cawapres, Belum Menyentuh Kurikulum Pendidikan 4.0 dan Guru Berkualitas

Diperbarui: 18 Maret 2019   18:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

merdeka.com

Menyoal pendidikan, baik cawapres 01 maupun 02 dalam debat ketiga, Minggu (17/3) belum menyentuh akar masalah pendidikan.

Padahal rakyat sangat menunggu apa gerangan program pendidikan baru yang dapat mengentaskan benang kusut pendidikan di Indonesia selama ini.

Kendati yang berbicara dan berdebat adalah cawapresnya, tentu apa yang dipaparkan kedua cawapres dalam debat ketiga sudah digodog matang oleh masing-masing tim pemenangannya.

Ini artinya, baik pihak petahana maupun penantangnya, sama-sama terlihat belum dapat menemukan solusi terbaik tentang pendidikan di Indonesia.

Bahkan, cawapres Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno, dianggap tidak menguasai masalah pendidikan serta gagal menyentuh persoalan tenaga kerja.

Andy Ahmad Zaelany, pengamat pendidikan LIPI, mengatakan kepada awak media bahwa debat cawapres mengesankan keduanya "tidak menguasai masalah pendidikan". Padahal, menurutnya, pembangunan pendidikan "paling tidak harus merumuskan bagaimana pendidikan dalam merespon kondisi global."

"Lalu, bagaimana model-model pendidikan yang dapat meminimalisir skill gap dan masalah link and match ," katanya.

Memang rakyat menunggu,  kebijakan pendidikan seperti apa yang akan dikembangkan kedua calon.

Sementara Ketua Dewan Pengawas Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti mengatakan tidak menemukan suatu gagasan menarik mengenai isu pendidikan dari keduanya cawapres pada debat Minggu (17/3/2019).

Retno bahkan mengungkapkan bahwa, "Hingga sesi akhir debat cawapres perkara pendidikan nampaknya belum menjadi prioritas kedua kubu. Saya belum menemukan pandangan baru yang membuat saya yakin bahwa pendidikan berkualitas akan terwujud ketika salah satu kubu berkuasa," ujarnya Senin (18/3/2019).

Memang dalam debat persoalan link and match dalam lingkup Sekolah Menengah Atas tidak terbahas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline