Lihat ke Halaman Asli

Suparjono

Penggiat Human Capital dan Stakeholder Relation

Perubahan adalah Perwujudan dari Keber-Ada-an

Diperbarui: 25 Juli 2020   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Siang berganti malam, detik menjadi menit putaran waktu mengantarkan kita pada gelap dan terang serta tumbuh dan berkembang. Biji menjadi pohon kemudian berbuah, kuncup menjadi bunga hingga menebarkan wangi. Begitulah perubahan yang menjadi sebuah keniscayaan bagi setiap insan di muka bumi ini. Sebuah pernyataan yang sering kita dengar dan pahami bahkan menjadi biasa, wajar dan lumrah.

Perubahan merupakan konsekuensi dari adanya eksistensi ruang dan waktu. Dalam skala paling dekat bisa kita ambil contoh tentang perubahan manusia.  Manusia dari tidak ada menjadi ada melalui proses perkawinan sang ayah dan ibu. Keberadaannya  dimulai dari bayi hingga tumbuh menjadi dewasa tua dan mati.

Sebuah proses yang seolah terjadi diluar kesadaran diri kita, karena terlalu dekat dengan diri kita atau boleh kita sebut sebagai gerak sadar. Gerak yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap perubahan yang dialami oleh setiap manusia.

Meskipun demikian, perubahan yang terjadi pada setiap insan manusia terkadang perlu kita cermati dan renungkan agar tidak terjadi inside shock.

Mengapa demikian, karena setiap perubahan dalam diri manusia selalu memberikan dampak dan konsekuensi yang perlu mendapatkan treatment yang tidak boleh sembarangan. Treatment yang harus dilakukan agar proses pencarian jati diri manusia menjadi proses pembelajaran hingga setiap insan mengetahui maksud dari keber-ada-annya.

Dengan mengetahui kesadaran akan keber-ada-aan diri setiap insan maka keberagaman dan keunikan setiap insan akan menjadi gambaran keindahan interaksi sosial.     

Perubahan dalam skala paling dekat ini juga masih belum selesai, karena masih banyak yang kurang memahami bagaimana menghadapi setiap perubahan sebagai sebuah kepastian. Kepastian tentang perubahan sangat disadari oleh manusia tetapi dalam waktu yang sama acapkali perubahan menghadirkan sikap denial pada sebagai orang meskipun ada sebagian kecil yang juga selalu siap menerima setiap perubahan.

Perbedaan sikap dalam menghadapi perubahan akan sangat berpengaruh kepada kondisi lingkungan dan tatanan interaksinya. Lingkungan tersebut bisa dimaksudkan lingkungan keluarga, masyarakat, organisasi maupun Perusahaan yang berisi manusia dalam berbagai sikap dalam memandang perubahan.

Tujuan perubahan biasanya untuk mempertahankan eksistensi setiap manusia, kelompok masyarakat maupun organisasi. Mempertahankan keberlangsung eksistensi ini perlu dilakukan agar proses menyempurnanya perjalanan manusia, kelompok masyarakat maupun organisasi menjadi semakin paripurna.

Dalam kontek organisasi yang fokus pada laba, istilah perubahan yang mengarah pada fase dimana Artificial Intelligence (AI) atau Internet of Thing (IoT) menjadi tools untuk melakukan percepatan dalam dunia industri sering disebut dengan Revolusi Industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 tentu tidak serta merta diterima dengan baik oleh semua kalangan.

Kegagapan dalam menyiapkan infrastruktur maupun suprastruktur tentu akan mengubah seluruh pola pendekatan dan operasional dalam organisasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline